SOLOPOS.COM - Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Marsudi Wahyu Kisworo (dari kiri ke kanan), Vice President of NASA Hunch Program, Scott Rodriguez; Founder Ocullospace Franco Gan; dan Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Astrid Widayani di Solo Technopark, Minggu (5/5/2024). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat atau NASA menggelar roadshow pertama di Indonesia, tepatnya di Solo Technopark, Solo, Minggu (5/5/2024). Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan teknologi antariksa.

Roadshow berupa seminar itu diselenggarakan atas kerja sama antara NASA, Voyager Space, NASA Hunch, Ocullospace, PT Ikon Aviasi Indonesia, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Acara tersebut memiliki tujuan supaya perguruan tinggi di Indonesia dapat bekerjasama dengan NASA untuk melakukan penelitian bersama mengenai beberapa program yang dapat digunakan di luar angkasa, termasuk kemungkinan kerja sama terkait antariksa, misalkan launching satelit dan sekolah astronot.

“Potensi Indonesia sangat bagus, lokasinya juga sangat bagus untuk belajar ruang angkasa di Indonesia. Potensi lain tidak hanya satu bidang, tetapi bisa membentuk sebuah ekosistem industri antariksa mulai dari pabrik, sparepart, dan semua komponen di Indonesia. Dan ini bisa berjalan dalam jangka panjang,” kata Founder Ocullospace Franco Gan kepada wartawan seusai acara, Minggu (5/5/2024).

Menurut dia, pengetahuan antariksa bisa dikenalkan secara berkelanjutan dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. NASA hunch project dan Ocullospace mengenalkan antariksa melalui sekolah dan perguruan tinggi.

Dewan Pengarah BRIN, Marsudi Wahyu Kisworo, menjelaskan Indonesia memiliki sumber daya terkait antariksa. BRIN mendorong eksplorasi sumber daya sehingga menjadi industri angkasa.

“Bicara industri angkasa tidak hanya roket. Ada industri pendukung seperti makanan, baju, dan baju astronot. Itu bisa diproduksi di Indonesia, industri harus dibangkitkan untuk mendukung kegiatan luar angkasa,” papar dia.

Dia menjelaskan perguruan tinggi dapat mendorong para anak muda untuk membuat karya terkait antariksa. Sejumlah perguruan tinggi memiliki potensi, sebagai contoh Universitas Surakarta dan Universitas Pancasila.

Vice President of NASA Hunch Program, Scott Rodriguez, mengatakan NASA Hunch memberdayakan siswa melalui program pembelajaran berbasis proyek. Para pelajar dapat mengembangkan keterampilan membuat produk yang bernilai.

“Untuk memulai itu, kami harus menambah sistem edukasi di Indonesia tentang antariksa, dengan meningkatkan ketertarikan para siswa di sekolah menengah tentang space industri sebelum nantinya mereka dapat mengimplementasikan di jenjang perguruan tinggi,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya