SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama Dirut PT BPR BKK Karangmalang Raji menyerahkan bantuan beasiswa bagi para siswa SD, SMP, dan SMA di Gedung SMS Sragen, Selasa (5/9/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — PT BPR BKK Karangmalang, Sragen, berhasil menghimpun dana masyarakat atau pihak ketiga mencapai Rp730 miliar per Agustus 2023. Manajemen menargetkan dana masyarakat itu bisa tembus Rp1 triliun pada akhir 2025.

Sejak 2014, BPR milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan Pemkab Sragen ini tidak memiliki pinjaman kepada pihak lain, tetapi murni mengandalkan dana masyarakat. Besarnya dana masyarakat yang dititipkan di BPR BKK Karangmalang  menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BPR yang dipimpin Raji, Direktur Utama yang asli Sragen.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 merger, BPR BKK Karangmalang mengapresiasi kepercayaan masyarakat dengan menggelar Gebyar Undian Gratis Berhadiah Tamades dan Deposito 2023 di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Selasa (5/9/2023). Ada 34 juta nomor yang diundi untuk mendapatkan hadiah utama yaitu berupa mobil Toyota Avanza tipe G 1.500 cc terbaru, 15 sepeda motor, dan aneka hadiah barang elektronik lainnya.

“Total hadiahnya yang diundi mencapai Rp678 juta. Gebyar undian ini diadakan tahunan untuk mempererat komunikasi BPR BKK Karangmalang, yakni pemilik, pengurus, dan pegawai, dengan para nasabah. Kami hanya memberi sebagian dari hasil usaha untuk meningkatkan silaturahmi dengan nasabah. Bahkan banyak mitra kami yang ikut memberi hadiah doorprize berupa satu unit motor, kulkas, kompor gas, dan lainnya,” jelas Raji saat ditemui wartawan.

Selain memberikan hadiah, Raji juga menyerahkan beasiswa melalui program corporated social responsibility (CSR) untuk 20 siswa SD, 20 siswa SMP/sederajat, dan 22 siswa SMA/sederajat. Nilai total beasiswa tersebut Rp57 juta.

Lebih jauh, Aji mengungkapkan dana masyarakat Rp730 miliar itu per Agustus 2023. “Kepercayaan ini luar biasa. Dana pihak ketiga itu digulirkan lewat program kredit ternyata masih tersisa untuk mengembangan pasar. Sisa dana masyarakat itu ditempatkan di sejumlah tempat yang membutuhkan. Yang kami lempar ke kredit saja itu Rp552 miliar. Artinya masih Rp178 miliar yang ditempatkan di sejumlah bank mitra,” ujarnya.

Dari total dana pihak ketiga, Rp226 miliar di antaranya merupakan dana deposito. Sementara angka kredit macet saat ini  terhitung rendah, yakni 5,5%. Angka non performing loan (NPL) tersebut, ujar dia, masih di bawah rata-rata di Soloraya yang mencapai 7,44%.

“Kredit macet itu terjadi karena dampak dari kredit relaksasi saat Covid-19 yang lalu,” katanya.

Raji berencana mengembangkan usaha dengan membuka pelayanan kantor kas di Kabupaten Ngawi. Ia berharap pengalaman membuka kantor cabang di Solo bisa terulang. BPR BKK Karanganyar Malang menargetkan biaya pembukaan kantor cabang di Solo bisa impas (BEP) dalam tempo 37 bulan. Kenyataanya, untuk BEP hanya butuh waktu 18 bulan.

Sementara Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, melihat banyak BPR milik pemerintah dalam kondisi sehat, seperti BPR BKK Karangmalang. Dia mengatakan konstribusi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor BPR cukup menjanjikan.

“Ketika kami melakukan penyertaan modal itu hitung-hitungannya jelas, karena ada setoran PAD setiap tahun. Namun dalam pelaksanaannya seringkali dijadwal ulang. Misalnya direncanakan Rp2 miliar, realisasinya tinggal Rp1 miliar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya