Soloraya
Rabu, 16 Desember 2015 - 19:15 WIB

NATAL 2015 : Tak Mau Teror Terulang, Polisi-TNI Jaga Ketat 169 Gereja di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perayaan Natal (Rachman/JIBI/Bisnis)

Natal 2015 ini terkait gereja-gereja di Solo yang bakal mendapat pengawalan ketat dari aparat TNI dan Polri.

Solopos.com, SOLO – Aparat TNI dan Polri bakal dikerahkan untuk menjaga keamanan 169 gereja di Kota Bengawan selama perayaan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016. Pengamanan tersebut untuk mengantisipasi ancaman teror atau gangguan keamanan lainnya.

Advertisement

“Semua wilayah harus diwaspadai. Semua diinstruksikan yang sama, siaga pasukan demi menciptakan suasana yang kondusif,” ujar Komandan Korem (Danrem) 074/Warastratama Solo, Kolonel Arhanud Toto Nugroho, kepada wartawan seusai rapat koordinasi lintas sektoral menyambut Natal dan Tahun Baru 2016 di Mapolresta Solo, Rabu (16/12/2015).

Acara tersebut dihadiri pimpinan TNI-Polri, Pemkot Solo dan Ketua DPRD, sejumlah stakeholder Kota Solo, mulai tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Jangan lagi ada istilah sumbu pendek untuk Kota Solo. Kalau disebut-sebut [Solo sumbu pendek], akan muncul heroisme itu lagi,” ujar Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ahmad Luthfi, dalam acara tersebut.

Advertisement

Luthfi mengatakan tak ada pertumbuhan signifikan jumlah gereja di Kota Solo. Saat ini, jumlah gereja di Kota Solo mencapai 169 unit. Dua hari menjelang perayaan Natal dan dua hari selepas Tahun Baru, semua tempat ibadah tersebut akan dipantau.

Pengamanan melibatkan pasukan TNI-Polri, serta pengamanan swakarsa dari masyarakat. “Termasuk Satpol PP [Satuan Polisi Pamong Praja] juga ikut menjaga,” paparnya seraya berharap peristiwa bom bunuh diri di Gereja Kepunton Jebres tak terulang lagi.

Namun Luthfi belum menjelaskan berapa jumlah personel gabungan yang akan diterjunkan dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru.

Advertisement

DPRD Solo, Teguh Prakosa, meminta agar semua warga Solo tanpa terkecuali menjaga keutuhan Kota Solo dengan tetap bersikap rendah hati. Sebagai masyarakat penganut agama yang berjumlah mayoritas, lanjut dia, tak perlu membusungkan dada. “Kita bersama-sama menjaga Kota Solo yang adem ayem,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif