SOLOPOS.COM - Mujais (Istimewa/Twitter)
Negara tandingan Mujais, Perbarindo Sragen mengakui kesulitan menagih utang nasabah.
Solopos.com, SRAGEN–Ketua Perkumpulan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Cabang Sragen Raji mengakui penagihan utang dari nasabah yang tergabung dalam Koperasi Pandawa di bawah pimpinan Mujais sulit dilakukan.
”Mereka memang masih bisa diajak komunikasi. Tapi, argumen yang kami sampaikan itu selalu dimentahkan. Mereka itu sudah terdoktrin paham tertentu sehingga merasa seolah-olah dia yang paling benar. Padahal, sertifikat tanah dari mereka itu masih kami bawa sebagai agunan,” kata Raji kala dihubungi Solopos.com, Jumat (2/9/2016).
Raji mengaku terdapat sekitar empat nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sragen yang tergabung dalam Koperasi Pandawa. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka enggan mengangsur pinjaman utang. Keikutsertaan dalam Koperasi Pandawa itu diketahui setelah masing-masing BPR menerima surat pemberitahuan dari lembaga bentukan Mujais itu. ”Nasabah-nasabah itu berkukuh seluruh utangnya telah dilunasi negara melalui Koperasi Pandawa. Mereka tidak mau bayar angsuran. Secepatnya kami akan selesaikan masalah ini sesuai prosedur. Dalam arti, aset yang jadi agunan mereka akan kami lelang,” tegas Raji.
Para nasabah itu sudah diingatkan bahwa masalah pinjaman menjadi urusan mereka sendiri dengan bank. Campur tangan dari Koperasi Pandawa, kata dia, tidak akan menyelesaikan persoalan. ”Kalau bergabung ke Koperasi Pandawa itu justru menghadirkan masalah baru. Sebab, mereka juga harus membayar sejumlah uang untuk mengikuti program dari koperasi itu. Itu justru akan merugikan mereka sendiri. Anehnya, mereka begitu yakin kalau sudah berada di jalan yang benar,” ungkap Raji.