SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang asongan berebut masuk ke dalam kereta api yang transit di stasiun Jebres, Rabu (28/8/2013). (Binti Sholikah/JIBI/Espos)

Solopos.com, SOLO--Sejumlah pedagang asongan dari berbagai kota nekat mengasong di dalam kereta yang transit di Stasiun Jebres, Rabu (28/8/2013). Tak tanggung-tanggung mereka nekat ikut di dalam saat kereta berjalan.

Pantauan solopos.com, Rabu pagi, sejumlah pedagang asongan telah menunggu kedatangan Kereta Api (KA) Sri Tanjung jurusan Jogja Lempuyangan – Banyuwangi sejak pukul 09.00 WIB. Saat kereta berhenti, mereka langsung menyerbu ke pintu masuk untuk menjajakan dagangan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jumlah pedagang asongan meningkat sekitar 50-an menjelang kedatangan KA Logawa jurusan Purwokerto- Jember pada pukul 10.00 WIB. Mereka mengambil ancang-ancang untuk masuk ke dalam kereta. Meski di sekitar gerbong telah dijaga oleh sejumlah petugas, mereka tidak gentar lantaran petugas masih membiarkan. Selang 15 menit, KA Krakatau jurusan Madiun-Banten datang. Sejumlah pedagang nekat naik kereta ekonomi AC yang tergolong baru tersebut.

Sempat terjadi perselisihan adu mulut antara petugas yang berjaga di pintu gerbong dengan pedagang. Namun, pedagang memilih mengalah dan masuk lewat pintu lain. Setelah dua kereta itu berjalan, hanya tersisa beberapa pedagang asongan yang tinggal di lokasi.

Seorang pedagang asongan, Suwarsi, 49, mengatakan mayoritas pedagang asongan yang naik dari Stasiun Jebres berasal dari luar Solo. Sementara, pedagang asongan asal Solo yang berjumlah 55 bisa dikenali melalui seragam kemeja warna merah bertulis Solo Kasunanan.

Suwarsi yang mengasong sejak 1989 itu mengakui pedagang asongan terbagi menjadi dua yakni yang pedagang ngetem (jualan saat kereta berhenti) dan pedagang ngatut (ikut kereta jalan).

“Yang ngatut harus ngasih kesempatan kepada yang ngetem saat kereta berhenti. Tapi sejak ada aturan tidak boleh ikut kereta, kami jadi saling berebut,” terangnya kepada wartawan.

Suwarsi menambahkan puluhan pedagang asongan naik dari Stasiun Jebres lantaran menilai diperbolehkan naik kereta hanya di Jebres. Sementara stasiun lain keamanan lebih diperketat.

Terkait peraturan PT. KAI tersebut, Suwarsi mengaku keberatan lantaran menjadikan pedagang asongan bermusuhan. Dia  justru menginginkan situasi seperti semula dengan sistem pembatasan pedagang asongan. “Kalau bebas seperti dulu, kami malah bisa rukun. Tapi pedagangnya harus dibatasi dan itu yang harus dibina,” ucap anggota Paguyuban Solo Kasunanan tersebut.

Sementara itu, Kepala Stasiun Jebres, Eksam Puji Santoso, memilih bungkam saat dimintai keterangan oleh wartawan. Dia enggan berkomentar terkait aksi nekat para pedagang asongan tersebut. Sedangkan Asisten Manajer Humas PT. KAI Daops VI Jogja, Luqman Arief, yang kebetulan berada di lokasi juga tidak mau berkomentar tentang kondisi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya