SOLOPOS.COM - Tangkap layar postingan akun Twitter Klasik Pianda (Ian) @p40812 yang mengancam akan menculik Selvi Ananda. (Twitter/@p40812).

Solopos.com, SOLO– Akun Twitter Klasik Pianda (Ian) @p40812 yang sebelumnya melecehkan istri dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yaitu Selvi Ananda, semakin menjadi-jadi kendati sudah dilaporkan ke kepolisian.

Yang terbaru, akun Twitter tersebut mengancam akan menculik Selvi Ananda dengan menyebut temannya yang akan menculik Selvi. Sebab polisi sudah mendeteksi lokasi akun tersebut, dan segera melakukan penangkapan terhadap dirinya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Gue menghilang dari TL ya hebat kalian tau rumah gue polisi sudah dapat almat gue dan sekarang polisi bawa berkas. 3 hari lagi muka gue di tv. Dan satu lagi buat bocil @gibran_tweet jaga baik baik ya bini lo temen gue bakalan menculik bini lo waslaam semua kecebong,” cuit akun Twitter tersebut, Selasa (30/5/2023) malam.

Terpisah, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku santai menanggapi pelecehan hingga ancaman penculikan Selvi Ananda.

“Belum ketangkap ta? Aku santai kok,” ujar dia kepada Solopos.com, Rabu (31/5/2023). Gibran juga meragukan cuitan pelaku pelecehan dan pengancam istrinya yang menyebut posisinya sudah terdeteksi aparat keamanan.

“Itu [cuitan Klasik Pianda] ngapusi palingan,” kata Gibran lagi, Selasa.

Sementara Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, mengaku belum ada perkembangan signifikan terkait kasus pelecehan terhadap Selvi Ananda oleh pengguna akun Klasik Pianda.

“Belum ada. Kami dari Polresta Solo belum ada perkembangan lebih lanjut,” tulis dia via WhatsApp (WA).

Di sisi lain ancaman penculikan terhadap Selvi Ananda terbilang nekat. Sebab Selvi Ananda selalu dikawal dengan ketat oleh Tim Paspampres. Tim ini tentunya sudah sangat terlatih dan merupakan prajurit terbaik pilihan. Sebab mereka bertugas mengamankan keluarga dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berdasarkan pengalaman selama ini, satu tim Paspampres selalu mengawal dari dekat Selvi Ananda saat berkegiatan di luar rumah.

Mereka selalu setia dan waspada dalam mengamankan keluarga Presiden. Di telinga mereka pun terpasang alat komunikasi sehingga bisa terus berkoordinasi.

Pesan untuk Bijak di Media Sosial

Bacaleg DPRD Kota Solo dari Partai Golkar, Sekar Krisnaulli Tandjung, berharap cemooh-cemooh dan hinaan di media sosial, apalagi menyerang pribadi, tidak akan banyak terjadi menuju Pemilu 2024.

Pernyataan itu dia sampaikan saat ditanya awak media terkait fenomena pelecehan dan penghinaan di media sosial sepanjang tahun politik. Kasus terbaru yang viral pelecehan dan ujaran kebencian terhadap Selvi Ananda, istri dari Gibran Rakabuming Raka.

“Harapan saya semoga cemooh-cemooh yang sifatnya pribadi ini enggak terlalu banyak. Karena sangat sulit untuk benar-benar dihilangkan. Karena kita pribadi yang punya emosi, hati yang sulit untuk menjaga itu kan,” ujar dia di Laweyan, Selasa (30/5/2023).

Sekar melihat fenomena menghina dan melecehkan di media sosial tidak lepas dari penggunaan akun. Masing masing orang bisa menggunakan atau memakai nama akun apapun. Dan mereka bersembunyi di balik itu. Dengan seperti itu mereka merasa tersembunyi.

Situasinya berbeda bila antar orang bertemu langsung dan berinteraksi. Mereka tidak akan berani berbuat seenaknya sendiri karena ada konsekuensi yang akan ditanggung.

“Kalau ketemu tidak berani berbuat yang menyakiti hati. Kalau pakai akun ibaratnya seperti ada safety-nya,” tutur dia.

Sekar mengajak warganet untuk bijak dan cerdas dalam bermedia sosial. Dengan begitu sebuah opini atau pendapat bisa disampaikan ke publik melalui medsos, tapi tidak melecehkan atau menghina orang lain. Opini itu jangan pula merupakan hoaks atau fitnah.

“Kita sebagai warganet bisa menggunakan kemampuannya dalam beropini lewat medsos yang produktif dan optimis. Walau pun kita juga membuka terhadap kritikan. Tapi harapannya warganet juga bisa menjaga komentarnya. Agar tak terjadi lebih banyak lagi hal-hal seperti itu ke depan,” seru dia.

Sekar mengingatkan bagaimana perasaan korban dan anggota keluarganya, bila dilecehkan di ruang publik.

“Sebelum berkomentar, atau mencuit, posisikan kita di posisi orang yang akan dikomentari. Contoh kalau ada orang yang mengujarkan sesuatu yang jelek ke kita, bagaimana perasaannya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya