Solopos.com, KLATEN — Banjir akibat luapan sungai terjadi di sejumlah kecamatan di Klaten, termasuk di jalur Trucuk-Bayat, Rabu (15/2/2023) pagi. Kondisi itu terutama terjadi di desa-desa yang berada di sepanjang alur Sungai Dengkeng.
Sedikitnya 10 sepeda motor mogok lantaran nekat menerjang genangan banjir. Informasi yang diperoleh Solopos.com, banjir di antaranya melanda Desa Planggu, Kecamatan Trucuk. Dari pantauan Solopos.com sekitar pukul 11.00 WIB, banjir menggenangi sejumlah jalan permukiman di desa tersebut.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Termasuk ruas yang menghubungkan antara wilayah Kecamatan Trucuk dengan Cawas di wilayah Planggu. Air luapan sungai mengalir deras di ruas jalan. Beberapa pengendara nekat melintas di ruas jalan itu.
Sementara halaman kantor Desa Planggu juga kebanjiran. Selain menggenangi permukiman di Planggu, banjir akibat luapan sungai menggenangi sejumlah permukiman di wilayah Desa Talang, Kecamatan Bayat, yang berbatasan dengan Planggu.
Salah satu warga Planggu, Winarto, 60, menjelaskan banjir di wilayah Trucuk-Bayat itu terjadi akibat luapan Sungai Dengkeng itu pada Rabu mulai sekitar pukul 01.30 WIB. Ketinggian air bervariasi di ruas jalan mulai dari setinggi mata kaki serta sempat setinggi lutut orang dewasa.
“Kalau di sini sudah sering terjadi [luapan Sungai Dengkeng],” kata Winarto saat ditemui Solopos.com di Planggu, Rabu (15/2/2023). Warga lainnya, Larno, 48, juga menjelaskan banjir akibat luapan Sungai Dengkeng terjadi sejak pukul 02.00 WIB.
Menjelang siang, air luapan sungai mulai surut. “Hujan sejak Selasa [14/2/2023] pukul 22.00 WIB,” ujar dia. Larno juga mengatakan wilayah di Planggu serta Talang yang berdekatan dengan Sungai Dengkeng menjadi daerah langganan banjir.
Selama tiga bulan terakhir sudah beberapa kali kebanjiran. Menurut Larno, sejumlah sepeda motor yang nekat menerjang banjir yang menggenangi jalan mogok.
SDN 2 Plosowangi Kembali Kebanjiran
Salah satu bengkel di Planggu sejak pagi sudah melayani sekitar 10 sepeda motor terutama jenis matik yang mogok gara-gara terjebak banjir di wilayah Trucuk-Bayat, Klaten. Sementara itu, banjir akibat luapan Sungai Dengkeng juga menggenangi sejumlah permukiman di wilayah Kecamatan Bayat.
Desa-desa itu di antaranya Paseban, Beluk, Jotangan, Krikilan, Kebon, Wiro, serta Talang. Luapan Sungai Dengkeng juga menggenangi sejumlah ruas jalan raya di Bayat terutama pada ruas jalan antara Desa Wiro dengan Paseban.
Namun, ruas jalan itu masih bisa dilalui kendaraan bermotor. “Untuk luapan sungai menggenangi jalan perkampungan dan persawahan. Tidak ada warga yang mengungsi,” kata Camat Bayat, Joko Purwanto.
Banjir akibat luapan Sungai Dengkeng juga terjadi di wilayah Kecamatan Cawas. Ruas jalan raya Pedan-Cawas di Desa Plosowangi kembali kebanjiran, Rabu pagi. Selain itu, SDN 2 Plosowangi kembali tergenang air luapan sungai.
Kapolsek Cawas, AKP Jaka Waloya, menjelaskan ketinggian air di ruas jalan raya Pedan-Cawas antara 10 sentimeter hingga 15 sentimeter. Meski tergenang, ruas jalan tersebut masih bisa dilalui. Untuk membantu para pengendara yang melintasi di ruas jalan yang tergenang, personel Polsek Cawas melakukan pengaturan arus lalu lintas di sekitar lokasi.
“Kami imbau para pengendara agar berhati-hati dan fokus. Kami sarankan lebih baik menghindari ruas jalan yang tergenang. Sampai siang ini masih ada genangan di jalan,” kata Jaka.
Jaka juga menjelaskan banjir menggenangi SDN 2 Plosowangi. Siswa di sekolah itu sempat masuk sekolah. Namun, mereka langsung dipulangkan menyusul air luapan sungai terus meninggi pada Rabu pagi.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
