SOLOPOS.COM - Suasana Pantai Nampu, Paranggupito, yang dipenuhi pengunjung saat liburan. Para nelayan setempat selama ini dilarang sandar di pantai ini karena dinilai mengganggu wisatawan dan membuat kotor lingkungan. (JIBI/Solopos/Dok)

Wonogiri (Solopos.com) – Nelayan Paranggupito kesulitan mencari tempat bersandar karena pantai yang ada di wilayah mereka seperti Nampu dan Waru selama ini tertutup bagi mereka. Para nelayan selama ini dilarang berlabuh di pantai-pantai itu dengan alasan mengganggu peruntukan pantai sebagai tempat wisata.

TEMPAT WISATA -- Suasana Pantai Nampu, Paranggupito, yang dipenuhi pengunjung saat liburan. Para nelayan setempat selama ini dilarang sandar di pantai ini karena dinilai mengganggu wisatawan dan membuat kotor lingkungan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selama ini, nelayan masih melaut lewat Sadeng, Wonosari, Gunung Kidul dan ada pula yang melalui wilayah Pacitan. Nelayan setempat sebenarnya sudah berupaya membuat alur untuk sandar. Namun alur itu belum selesai dibuat. Dari panjang alur yang sepanjang 100 meter menuju laut, baru sekitar 25 meter yang tergarap dengan kedalaman alur 1,5 meter.

Menurut Ketua Koperasi Nelayan Parang Bahari Paranggupito, Sucipto, sambil menunggu rencana pembangunan pelabuhan di Waru, sisa dari pembuatan alur itu dibersihkan oleh nelayan secara bergotong-royong agar tidak terkesan mangkrak.
Mulai pekan depan nelayan di sana akan melaut untuk kali pertama dengan alat-alat yang merupakan bantuan dari Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Kabupaten Wonogiri melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kelautan dan Perikanan 2011. “Nelayan Paranggupito mendapat tambahan beberapa alat baru itu senilai Rp 40 juta yang diwujudkan dalam bentuk barang,” ungkapnya belum lama ini.

Ia berharap bantuan itu dapat membantu meningkatkan kehidupan warga di sekitar pantai selatan untuk mencari ikan. “Jika ada bantuan tersebut, maka nelayan dapat berangkat dan bersandar sementara dari Pantai Nampu yang saat ini digunakan untuk objek wisata. Karena sejak dulu, kendala nelayan adalah peralatan dan tempat bersandar,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Disnakperla Kabupaten Wonogiri, Rully Pramono Retno, mengatakan bantuan untuk pantai selatan itu telah diserahkan secara simbolik di Pemkab Wonogiri. “Untuk rencana pembangunan pelabuhan, saat ini tinggal menunggu detail engineering design (DED) dari Bappeda untuk pembangunan selanjutnya,” imbuhnya.

aak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya