Soloraya
Rabu, 18 Juli 2012 - 08:09 WIB

NELAYAN PARANGGUPITO dan Pacitan Terlibat Konflik

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pantai Sembukan Paranggupito (ilustrasi/dok)

Pantai Sembukan Paranggupito (ilustrasi/dok)

WONOGIRI–Nelayan Paranggupito dan Pacitan kembali terlibat konflik karena perburuan hasil laut. Padahal, beberapa waktu lalu telah ada kesepakatan dari nelayan di tiga wilayah yakni Wonogiri, Pacitan dan DIY untuk saling membantu dalam keterampilan melaut. Selain itu, jika ada masalah akan diselesaikan secara kekeluargaan.

Advertisement

“Saat ini nelayan Paranggupito sedang tidak melaut karena kapal rusak dan tidak ada tempat bersandar. Kami hanya berburu lobster dengan cara ngrendet atau melempar jaring bundar dari atas tebing untuk menjerat lobster. Tapi, nelayan Pacitan malah memicu konflik,” kata Ketua Koperasi Nelayan Parang Bahari Paranggupito, Sucipto, Selasa (17/7/2012).

Menurutnya, konflik terjadi karena nelayan Pacitan malah memasang jaring lobster dengan ukuran yang lebih panjang dan lebih lebar. Jaring itu dipasang di perairan yang tidak jauh dari tebing tempat nelayan Paranggupito mencari lobster. Sehingga membuat nelayan Paranggupito tidak mendapat lobster karena kalah dengan jaring dari nelayan Pacitan.

“Nelayan Paranggupito akhirnya marah dan mengusir nelayan Pacitan dengan ketapel dan senapan angin. Saya kemudian menghubungi pengurus koperasi nelayan di Pacitan agar tidak memasang jaring lobster di dekat pantai yang menjadi tempat kami berburu lobster. Dan permintaan itu dituruti,” ujarnya.

Advertisement

Di sisi lain, nelayan Paranggupito tetap menolak menggunakan Pantai Nampu sebagai tempat bersandar. Sebab, mereka takut terkena ombak besar yang akan merusak perahu seperti beberapa waktu lalu. Hingga saat ini, nelayan Paranggupito belum melaut walaupun satu perahu yang rusak telah diperbaiki.

Sebelumnya, nelayan masih menunggu tempat bersandar di Pantai Waru yang direncanakan akan dibangun pemerintah daerah. Seusai Lebaran, nelayan dan pihak desa setempat akan berupaya menyewa alat berat untuk mengeruk batu-batu di Pantai Waru. Sedangkan pihak pemkab tengah melakukan kajian untuk menyusun detail engineering design (DED) tempat bersandar bagi nelayan di Pantai Waru.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif