Soloraya
Rabu, 6 September 2023 - 11:20 WIB

Ngebor 6 Kali Gagal Terus, Dusun Kerok Wonogiri Masih Kekeringan dan Krisis Air

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Satuan Brimob Batalion C Pelopor Solo Baru, Sukoharjo, menyalurkan bantuan air bersih di Dusun Kerok, Wonodadi, Pracimantoro, Wonogiri, Senin (4/9/2023). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Dusun Kerok, Desa Wonodadi, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, hingga kini masih menjadi langganan kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau.

Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah desa setempat untuk mengatasi masalah kekeringan di dusun tersebut. Salah satunya dengan pengeboran untuk mencari sumber air.

Advertisement

Kepala Desa Wonodadi, Pracimantoro, Sutrisno, menyatakan warga Dusun Kerok setiap tahun saat kemarau pasti kesulitan air bersih. Di dusun itu belum ada sumber air yang bisa dimanfaatkan warga.

Mereka terpaksa membeli air untuk kebutuhan mereka dan ternak-ternak mereka. Para warga di daerah kekeringan di Wonogiri selatan itu biasa membeli air bersih sebanyak 6.000 liter seharga Rp150.000 per tangki.

Advertisement

Mereka terpaksa membeli air untuk kebutuhan mereka dan ternak-ternak mereka. Para warga di daerah kekeringan di Wonogiri selatan itu biasa membeli air bersih sebanyak 6.000 liter seharga Rp150.000 per tangki.

“Dulu pada 2018 sudah ada pengeboran sumur untuk cari sumber air sedalam 125 meter tapi gagal. Tidak ditemukan sumber airnya di dusun itu. Terus ngebor sumur sedalam 125 meter lagi, gagal juga,” kata Sutrisno kepada Solopos.com, Selasa (5/9/2023).

Sutrisno mengatakan total sudah enam kali percobaan pengeboran sumur untuk mencari sumber air di Dusun Kerok tapi selalu gagal. “Akhirnya warga di sana mesti sulit air kalau kemarau begini,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, menuturkan warga dusun di sejumlah desa dan kecamatan rawan kekeringan di Wonogiri sudah mulai membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Belum Ada Pengajuan Bantuan ke BPBD

Beberapa kecamatan yang warganya sudah mulai sulit mengakses air bersih itu antara lain di Giritontro dan Paranggupito. Namun, Trias mengatakan sejauh ini belum ada pengajuan bantuan air bersih ke BPBD.

“Kalau lihat di lapangan, memang sudah ada beberapa penyaluran air bersih ke wilayah sulit air, biasanya dari pengusaha atau orang lokal desa/kecamatan yang peduli dengan warga terdampak kekeringan,” ucap Trias.

Advertisement

Dia menambahkan instansi atau lembaga skala kabupaten atau pihak luar Wonogiri yang akan menyalurkan air bersih ke warga terdampak kekeringan disarankan untuk melaporkan dulu ke BPBD.

Hal itu agar BPBD Wonogiri bisa mengarahkan penyaluran air bersih kepada warga desa yang belum mendapatkan bantuan atau mengalami kekeringan akut. Dengan begitu, bantuan air bersih bisa tersalurkan secara merata.

Sebelumnya, sejumlah lembaga atau instansi mulai memberikan bantuan air bersih kepada warga terdampak kekeringan di beberapa desa dan kecamatan di Wonogiri. Salah satunya, Satuan Brimob Batalion C Pelopor Solo Baru, Sukoharjo, yang mengirim air bersih ke Dusun Kerok, Desa Wonodadi, Pracimantoro, Wonogiri, Senin (4/9/2023).

Advertisement

Komandan Kompi 1 C Pelopor Brimob Solobaru, AKP Nuril As’aid, mengatakan Satuan Brimob Kompi 1 Batalion C Pelopor Solo Baru melaksanakan bakti sosial dengan menyalurkan bantuan air bersih sebanyak lima tangki truk ke warga di Dusun Kerok, Wonodadi, pada Senin.

Warga dusun itu sudah terdampak kekeringan selama beberapa pekan terakhir selama kemarau 2023 ini. Menurut dia, Brimob Solo Baru menyalurkan air bersih ke dusun tersebut karena persediaan air di bak tampungan rumah-rumah warga sudah mengering. Selama kemarau ini para para warga harus membeli air tangki untuk bisa mendapatkan air bersih. 

Bakti Sosial

“Kami sudah survei ke beberapa tempat terdampak kekeringan, baik di Sukoharjo maupun di Wonogiri. Kebetulan Dusun Kerok, Desa Wonodadi ini mengalami kekeringan sejak awal kemarau. Selama itu pula warga dusun di sana belum mendapatkan bantuan air bersih. Makanya kami salurkan air ke sana, kemarin,” kata Nuril kepada Solopos.com, Selasa (5/9/2023).

Nuril menyebut bantuan air bersih sebanyak lima tangki atau total 30.000 liter air bersih itu dimanfaatkan 180 keluarga di Dusun Kerok. Brimob juga membuat penampungan air bersih dari terpal. Warga bisa mengambil air di tampungan tersebut. 

Dia menyampaikan meski tidak terlalu banyak, bantuan air bersih itu diharapkan bisa membantu meminimalkan pengeluaran warga Desa Wonodadi, Wonogiri, itu untuk membeli air selama masa kemarau dan kekeringan ini.

“Pada Rabu [6/8/2023] kami juga akan melaksanakan bakti sosial lagi di Pracimantoro menyalurkan 10 tangki air bersih ke warga terdampak kekeringan. Kami fokuskan ke Pracimantoro dulu yang membutuhkan dan relatif mudah terjangkau,” ujar dia.

Penyaluran bantuan air bersih juga dilakukan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Wonogiri di Dusun Jerukwangi, Desa Sambiharjo, Paranggupito, Selasa (5/9/2023). Tagana didampingi Babinsa Desa Sambirejo mendistribusikan ai bersih sebanyak tiga tangki. 

Babinsa Desa Sambirejo Koramil 09/Giritontro Sertu Sulistyo, mengatakan warga Dusun Jerukwangi sudah kesulitan mengakses air bersih sejak awal kemarau 2023 ini. Mereka harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif