SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia)

Sebanyak 22 ton beras dan 4 ton gula ?pasir untuk bantuan program BPNT warga Solo  ngendon di toko atau RPK.

Solopos.com, SOLO — Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Surakarta mendeteksi sedikitnya 22 ton beras dan 4 ton gula pasir untuk Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) ngendon di seluruh rumah pangan keluarga (RPK) di Kota Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bulog khawatir beras dan gula tersebut rusak karena sudah dikirim ke RPK sejak Desember 2016, namun belum juga tersalurkan ke penerima BNPT. (Baca juga: Penyaluran Bantuan Pangan Nontunai Solo Kacau, TKSK Kebingungan)

“Ya, sebenarnya kalau lama-lama disimpan di toko [RPK] juga enggak bagus. Toko itu kan tidak punya standar penyimpanan. Kami khawatirnya kualitas beras dan gula bantuan itu menjadi tidak bagus lagi kalau tidak segera tersalurkan,” kata Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta, Titov Agus Sabelia, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (28/7/2017).

Rentang waktu penyimpanan beras hingga lebih dari setengah tahun akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kualitas beras. Sejak program BPNT dari Kementerian Sosial bergulir, Bulog sudah menyalurkan sekitar 630,9 ton beras dan 130 ton gula untuk dua tahap penyaluran kepada 31.947 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kota Solo.

Bantuan beras dan gula itu berdasarkan order dari perbankan selaku penyedia sistem dan pihak yang menyalurkan dana bantuan kepada rekening KPM. “Order terakhir itu dari Kecamatan Pasar Kliwon ada sekitar 200 ton beras dan 4 ton gula. Jadi untuk saat ini mayoritas paket bantuan yang belum terserap ya ada di wilayah Pasar Kliwon,” tutur dia.

Menurut Titov, tidak segera terserapnya paket bantuan merupakan salah satu dari sekian banyak kendala program BPNT. “Memang kendala di lapangan sangat banyak, tapi kami masih berharap program BPNT bisa terus berjalan dengan lebih baik,” kata dia.

Selain itu, perbedaan acuan data penerima bantuan untuk penyaluran Januari-Februari dan Maret-April juga membuat kebingungan pelaksana di lapangan. “Ada yang sebelumnya menerima sekarang saldonya Rp0. Ada juga penerima baru tapi kemungkinan belum tahu jadi kami berharap ada edukasi dan sosialisasi lagi terkait program ini.”

Untuk program ini, Bulog membawahi kurang lebih 40 RPK di Kota Solo. Sedangkan e-warung yang dikelola Dinsos ada 38 unit. Setiap warga penerima bantuan bebas mengambil bantuan di mana pun, bisa di RPK atau e-warung.

“Sistem bebas ini pulalah yang membuat realisasi penyaluran bantuan kurang bisa terkontrol. Oleh karena itu program BPNT ini perlu dievaluasi secara menyeluruh.”

Bulog memberikan estimasi waktu sampai pekan depan jika masih banyak paket bantuan beras dan gula yang tidak tersalurkan, Bulog dan perbankan akan berkoordinasi agar bank guna mengajukan retur untuk penarikan paket bantuan.

Kepala Dinsos Solo, Rohana, mengatakan banyaknya tempat penyaluran bantuan BPNT membuat realisasi penyaluran bantuan ini sulit terkontrol. “Itu kan tergantung KPM-nya mau ambil di mana. Kami sudah sosialisasikan agar KPM ini segera mengambil bantuan di RPK terdekat.”

Sebelumnya dia juga menyebut dari data 31.947 KPM, masih ada 5.000 kartu keluarga sejahtera (KKS) yang tidak tersalurkan oleh perbankan karena beberapa faktor. Dinsos memastikan akan terus mengevaluasi pelaksanaan pencairan BPNT bersama stakeholders terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya