SOLOPOS.COM - Sate Lawu di Tawangmangu, Karanganyar. (Istimewa)
Solopos.com, KARANGANYAR — Sate Lawu di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar ini bisa dikatakan sebagai pionir usaha satai dengan konsep resto keluarga. Berbeda dengan warung satai pada umumnya yang sempit, pengap, lahan parkir terbatas, dan lainnya, Sate Lawu justru kebalikannya.
Resto yang berlokasi di jalan tembus Tawangmangu-Magetan ini menyajikan tempat yang luas dan terbuka dengan udara segar dan pemandangan yang Asri. Dengan kapasitas 200 hingga 300 orang, pengunjung dapat memilih tempat duduk mau di kursi-meja, di gazebo, atau lesehan. Resto ini juga menyediakan area parkir yang cukup memadai.
Seperti namanya, Sate Lawu ini menyajikan Satai dengan menu spesial sate kambing. Tapi satai kambing ini berbeda dengan satai pada umumnya, yakni menggunakan daging tanpa lemak dan diolah dengan cara khusus sehingga sate ini sehat.
Pemilik sekaligus pendiri Sate Lawu, Parmin Sastro, menjelaskan kebanyakan satai dibuat dari daging kambing yang tidak dipisahkan dulu lemaknya. Selain itu, satai pada umumnya dibumbui maksimal, sehingga rasa daging kambing tertutup oleh bumbu tersebut.
Pemilik sekaligus pendiri Sate Lawu, Parmin Sastro, menjelaskan kebanyakan satai dibuat dari daging kambing yang tidak dipisahkan dulu lemaknya. Selain itu, satai pada umumnya dibumbui maksimal, sehingga rasa daging kambing tertutup oleh bumbu tersebut.
Baca Juga: Bukan Mitos, Bangunan Lebih dari 3 Lantai Dilarang di Ngargoyoso Karanganyar
“Satai kambing rata-rata dicampur dengan lemak dan berbumbu maksimal, sehingga satainya terasa bumbu, bukan dagingnya. Padahal daging kambing justru sangat gurih, ibarat dimasak tanpa dibumbu pun sudah enak,” ujarnya saat ditemui di RM Sate Lawu, Senin (14/11/2022).
“Kami pilih kambing atau domba yang usianya maksimal delapan bulan, sehat dan gemuk, dipotong dengan cara syar’i, dan pemotongannya dilakukan dengan cara khusus agar tidak bau prengus. Misalnya darah harus tuntas, pisau untuk menguliti berbeda dengan pisau untuk memotong daging, lalu daging juga tak boleh kena air dan sebagainya,” ujar pemilik Lawu Group yang juga mengelola destinasi-destinasi wisata keren di Tawangmangu ini.
Baca Juga: Sepiring Bakmi Jawa, Bukti Gotong Royong Warga Zaman Dulu
Pembakaran daging juga tidak dilakukan menggunakan lemak dan tidak menggunakan arang, melainkan menggunakan hot plate (pelat panas). “Karena lemak yang dibakar akan menjadi karamel dan memicu kolesterol darah tinggi dan sebagainya. Kami juga tidak membumbui dengan bumbu manis [gula-kecap] agar daging tidak gosong. Ini adalah satai sehat,” imbuhnya.
Harga sepuluh tusuk satai sehat spesial ini cukup terjangkau, yakni Rp55.000.
Sementara itu, Sate Lawu juga menyediakan beragam masakan berbahan dasar daging kambing seperti tongseng, tengkleng, gongso, dan lainnya.
Jika pengunjung datang berombongan ke resto ini dan ada yang tidak suka daging kambing, tenang saja di sana banyak menu lain berbahan dasar daging ayam dan daging kelinci yang dimasak satai, tongsong, dan gongso. Ada juga menu masakan nasi seperti nasi goreng dan nasi kebuli.
Baca Juga: Kaya Manfaat, Kayu Ules Tawangmangu Jadi Suvenir Delegasi G20 di Bali
Dengan berbagai keunggulan menu dan konsep resto itu, Sate Lawu yang berdiri sejak 2017 ini menjadi rujukan semua kalangan, mulai dari masyarakat umum, artis, hingga pejabat.
“Kalau artis yang sudah ke sini Mustafa Debu, Oki Setiana Dewi, Laudya Cynthia Bella, Marshanda, Arie Untung dan banyak lagi. Kalau pejabat, mulai dari pejabat pusat, pejabat Provinsi Jawa Tengah sudah tak terhitung yang ke sini,” kata Parmin.
Bahkan, saat ini Sate Lawu juga sudah menjadi jujugan sebagian tamu Timur Tengah yang datang ke Indonesia. Sate Lawu berjarak sekitar 50 kilometer ke arah timur dari Kota Solo dengan waktu tempuh sekitar satu jam.