Solopos.com, KLATEN — Warung di lembah bukit perbatasan Jawa Tengah (Jateng)-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Klaten, ini menjadi surga kuliner bagi para penikmat olahan daging kambing.
Nama warung tersebut yakni Sate Kambing Muda Lembah Boko. Lokasinya terhitung pelosok dan berada di daerah perbatasan antara dua kabupaten di dua provinsi. Tempatnya pun berada di lembah bukit.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Dari jalan raya Solo-Jogja di depan kompleks Candi Prambanan, warung itu berjarak sekitar 2 km menuju ke arah selatan. Lokasinya tak jauh dari SMPN 2 Prambanan.
Warung Sate Kambing Muda Lembah Boko di wilayah perbatasan Klaten itu buka sejak Februari 2022. Menu yang ditawarkan beragam. Ada satai spesial, satai hot plate, tongseng, tengkleng, iga goreng, hingga olahan kepala kambing utuh yang bisa dimasak goreng, tongseng, maupun gulai.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp25.000 hingga Rp150.000. Selain menu tersebut, pengelola menawarkan menu baru yang cukup unik yakni sop kambing gerabah. Sesuai namanya, olahan sop berupa daging dan tulang kambing yang diramu dengan aneka bumbu serta sayur mayur itu disajikan menggunakan wadah gerabah.
Sop kambing itu disajikan dalam gerabah yang diletakkan dalam tungku beserta arang yang membara. Hal itu membuat sop yang dinikmati pelanggan warung olahan daging kambing di perbatasan Klaten itu tetap hangat dengan uap yang terus mengepul menggugah selera.
“Penyajiannya menggunakan gerabah, tungku, dan ditungku itu ada arang yang membara. Jadi sop yang disajikan tetap panas atau hangat. Di dalam satu sajian sop itu ada potongan sayuran seperti wortel, kentang, seledri, dan tentu saja ada tulang dan daging kambing,” kata pemilik Sate Kambing Lembah Boko, Sarjono, yang akrab disapa Mas Jon, 35, saat ditemui Solopos.com, Jumat (18/5/2023) sore.
Mas Jon menjelaskan gerabah dipilih sebagai wadah untuk menyajikan sop lantaran barang berbahan tanah liat itu menyimpan panas. Alasan lain yakni menu yang disajikan lebih estetis.
Makan Dikelilingi Pemandangan Indah
Harga yang ditawarkan untuk sajian sop kambing gerabah itu bervariasi serta bisa dihidangkan untuk porsi satu orang hingga ramai-ramai. “Satu porsi ada yang Rp25.000 untuk satu orang, ada Rp50.000, ada Rp100.000, kemudian ada menu satu kuali itu Rp400.000-Rp500.000, nanti bisa dibawa pulang dan untuk acara-acara lain,” kata dia.
Meski terhitung menu baru di warung perbatasan Klaten itu, sop kambing gerabah mulai memikat penikmat olahan daging kambing dari berbagai daerah. Begitu pula dengan variasi menu lainnya.
Selain olahan kambing, warung tersebut juga menyediakan menu olahan daging ayam kampung dan negri. Daging kambing dipakai Mas Jon di warung juga berasal dari kambing yang diternak sendiri.
Tak perlu khawatir soal tempat untuk menikmati sajian hidangan dari warung di lembah bukit itu. Warung satai itu luas dan lokasinya di lembah antara perbukitan dan tepi sungai sehingga menyajikan pemandangan yang lengkap dari bukit hingga sawah.
“Buka setiap hari dari pukul 11.00 WIB-20.00 WIB. Khusus setiap hari Kamis kami libur,” jelas Mas Jon.
Salah satu penikmati sop kambing gerabah, Sri Rejeki, mengatakan sop yang disajikan nikmat ditambah panorama warung itu yang menyajikan pemandangan cukup lengkap.
Dagingnya empuk, potongannya besar-besar serta gurih. Kuahnya segar, gurih, rempahnya terasa, serta tidak amis. Ditambah tempatnya yang adem, indah, dan romantis,” kata Sri Rejeki.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
