SOLOPOS.COM - Penonton memadati Monumen Pers Nasional Solo untuk menyaksikan live music tembang kenangan bersama Eva Coustic, Sabtu (15/7/2023) malam. (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Tembang-tembang lawas mengalun merdu dari acara Live Music Monpers Spesial Tembang Kenangan bersama Eva Coustic di teras Monumen Pers Nasional Solo, Sabtu (15/7/2023) malam. Lagu-lagu itu membuat para penonton ikut hanyut dalam nostalgia masa lalu. 

Grup musik asal Solo itu membuka penampilan dengan lagu lawas yang pernah dipopulerkan duet Broery Marantika dan Dewi Yull berjudul Kharisma Cinta. Penonton belum begitu ramai ketika lagu pertama itu dinyanyikan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Namun suasana mulai hidup ketika Eva Coustic membawakan salah satu lagu andalan Chrisye berjudul Pelangi yang cukup dikenal penonton muda. Ketika masuk bagian refrain, banyak penonton muda di acara Live Music Monpers Spesial Tembang Kenangan bersama Eva Coustic di Monumen Pers Solo itu turut bernyanyi.

Secara bergantian Eva Coustic membawakan lagu berjudul Untuk Sebuah Nama milik Pance F Pondaag, kemudian Esok Kan Masih Ada milik Utha Likumahuwa, Sleep Away This Night dari Daniel Sahuleka, dan Jangan Salah Menilai kepunyaan Tagor Pangaribuan.

Jelang akhir lagu Tagor Pangaribuan, ada satu perempuan muda asal Nusukan, Solo, maju ke panggung. Billa, nama penonton tersebut, mengatakan ingin membawakan lagu kesukaan kakungnya itu.

“Mau nyanyi lagu kesukaan kakung, judulnya Jangan Ditanya milik Broery Marantika,” ujar dia saat di panggung. Tidak disangka, suara Billa tidak kalah merdu dengan penyanyi dari Eva Coustic. Dia berhasil menghibur penonton acara Live Music Monpers Spesial Tembang Kenangan bersama Eva Coustic di Monumen Pers Solo malam itu.

Billa melanjutkan dengan menyanyikan lagu yang akhir-akhir ini digandrungi anak muda, berjudul Cinta yang dipopulerkan penyanyi Vina Panduwinata. Aksi panggungnya yang santai namun asyik itu memberi kesan seakan dia penyanyi profesional.

“Bukan, bukan penyanyi, cuma suka nyanyi di kamar mandi aja,” kata dia ketika ditanya apakah ia seorang penyanyi. Dia ternyata kebetulan hanya lewat lalu mampir untuk sekadar menyumbang lagu. 

tembang kenangan monumen pers solo
Penonton ikut bernyanyi di acara live music tembang kenangan bersama Eva Coustic di teras Monumen Pers Nasional Solo, Sabtu (15/7/2023) malam. (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Seperti biasa, pada acara Live Music Monpers Spesial Tembang Kenangan bersama Eva Coustic di Monumen Pers Solo, penonton turut memeriahkan acara dengan menyumbang lagu. Silih berganti penonton maju ke depan.

Penonton dari Luar Kota

Kebanyakan merupakan warga dari wilayah Soloraya. Lely, warga Sukoharjo, misalnya, bernostalgia dengan menyumbang lagu berjudul Dilanda Cinta milik Rafika Duri.

Bahkan warga luar kota seperti Suparmin asal Kendal turut bersemangat naik ke panggung. Dia bernyanyi sampai berkeringat lantaran menyanyikan lagu yang dipopulerkan Broery Marantika berjudul Widuri.

Ternyata keramaian Monumen Pers dilirik banyak orang. Tidak hanya dari Tegal, warga asal Jakarta, Benny Benjamin, juga turut menikmati suguhan lagu-lagu lawas itu. Dia sudah sejak Jumat ada di Solo lantaran menghadiri pesta pernikahan keponakannya.

“Saya dari gedung Graha Saba, saya lewat sini buat kembali ke Ibis Hotel. Yaudah saya pengin liat acara live music. Sebelumnya belum tahu, keren juga buat orang-orang yang ingin nostalgia,” kata Benny.

Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo, mengaku tidak kaget acara Live Music Monpers Spesial Tembang Kenangan bersama Eva Coustic itu dipenuhi warga Soloraya dan orang-orang yang kebetulan lewat. Termasuk banyaknya penonton yang turut menyumbang lagu.

“Masyarakatnya banyak nyanyi karena mereka senang bermalam Minggu ada live music, dapat wedangan juga, yang jelas mereka saya lihat senang,” kata dia ketika ikut menonton di teras Monumen Pers, Sabtu.

Dia sengaja membuat konsep acara yang rutin digelar itu boleh dihadiri siapa saja, bahkan penonton boleh berpartisipasi. Sebab, menurutnya, Monumen Pers Nasional Solo merupakan satu tempat yang inklusif, terbuka bagi siapa saja.

“Pengunjung bisa saya katakan dari muda sampai tua ada ya setiap kami mengadakan ini. Kemarin saya lihat ada kok penyanyi yang masih usia SMP. Itu boleh karena Monumen Pers ini tidak eksklusif buat orang tertentu saja, tapi inklusif,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya