SOLOPOS.COM - Pemilik Dalem Doyoatmojo, Nur Harjanto atau Nur Daging saat menemui Ketua DPD La Nyalla Mattaliti, ketika akan menghadiri pernikahan Kaesang-Erina, Desember lalu. (Istimewa/dpd.go.id)

Solopos.com, SOLO—Pemilik Dalem Kepatihan Mangkunegaran dan Dalem Doyoatmojo, Nur Harjanto atau Nur Daging, ternyata telah merestorasi Dalem Doyoatmojo di seberang Stadion Sriwedari itu dengan sentuhan artistik.

Bahkan Nur Daging, sapaan akrab Nur Harjanto, merestorasi Dalem Doyoatmojo dengan menambah tiang-tiang dari Yunnan, China.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dikutip dari laman dpd.go.id, Selasa (17/1/2023), Ketua DPD , La Nyalla Mahmud Mattalitti, sempat berkunjung ke Dalem Doyoatmojo di sela-sela menghadiri tasyakuran pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada Senin (11/12/2022).

Kedatangan La Nyala disambut langsung Nur Harjanto yang mengaku merasa senang mendapat kunjungan Ketua DPD RI. Menurut dia kedatangan La Nyalla melengkapi sederet pejabat tinggi negara yang datang ke rumah dia. Bahkan Nur mengklaim orang yang mengunjungi rumahnya langsung menjadi orang di negeri ini.

Dijelaskan di laman itu, Dalem Doyoatmojo selalu berpindah-pindah kepemilikan. Awalnya rumah itu erat dengan Loji Gandrung, sebagai rumah komandan pasukan Belanda, dan Benteng Vastenburg sebagai pusat pertahanan tentara Belanda di Solo tempo dulu. Kemudian pada 2004 bangunan itu diambil alih Nur Daging.

Dia kemudian merestorasi bangunan itu ke bentuk dan desain aslinya. Saat ini bangunan tersebut telah menjadi kediaman pribadi Nur. Bangunan itu bernuansa sisa bangunan zaman Romantik di Eropa pada Abad XVIII. Nur menyebut kekuatan, detail, dan keindahan bangunan Dalem Doyoatmojo ada pada lengkung-lengkungnya.

Di bagian dindingnya ada lukisan-lukisan, bukan wallpaper. Rancangan bangunan ditandai dengan dinding bagian bawah yang dilapisi batu kali, pilar yang kokoh menonjol pada pintu masuk, serta di samping pintu masuk. Kanopi terlihat di pintu masuk, dan di bagian balkon. Dimensi pintu dan jendela berukuran besar dan tinggi.

Dalam merenovasi bangunan itu, menurut Nur dirinya menggunakan tiang-tiang yang didatangkan dari Yunnan. Di tiangnya ada tulisan soko guru bahasa mandarin dan simbol kelelawar.

Di Yunnan ada kelompok seperti di Jepara yang spesialis kayu untuk raja-raja. Dia mengklaim banyak pihak yang ingin membeli bangunan rumah itu. Tapi, Nur tidak mau melepas bangunan itu dengan alasan ingin tetap menjaga kisah dan benda-benda bersejarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya