SOLOPOS.COM - Seniman Solo, Suprapto Suryodarmo (kanan depan) menari saat acara HUT ke-84 Pasar Gede Hardjonagaro Solo, Minggu (12/1/2014). (Solopos-Dok.)

Solopos.com, SOLO -- Tari Anjang Anjang Banyu yang dibawakan budayawan senior Solo, Suprapto Suryodarmo, 74, dalam acara Solo Butoh #2, di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Jumat (20/12/2019), menjadi pentas terakhirnya.

Kala itu, sang seniman yang akrab disapa Mbah Prapto menari dengan gerak lembut selama hampir 15 menit. Seperti biasa, pentas maestro tari yang dikenal ngayomi dan rendah hati, itu magis hingga membuat penonton terhipnotis.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Anak sulung Mbah Prapto yang juga menjadi penyelenggara Solo Butoh #2, Melati Suryodarmo, mengaku memang sedikit memaksa Mbah Prapto ikut meramaikan acara. Beberapa kali dirayu, akhirnya sang ayah mau.

“Saya undang. Bapak nari, sedilit wae [sebentar saja]. Tapi ya enggak menyangka itu menjadi pentas terakhirnya. Pas itu hanya sebentar. Gerakannya sangat halus, lembut, kayak wayang,” terangnya saat berbincang dengan wartawan di Rumah Duka Thiong Ting Solo, Minggu (29/12/2019) siang.

Selesai itu, Mbah Prapto masih berkegiatan. Salah satunya melanjutkan workshop Amerta bersama enam murid dari Jerman dan Hong Kong di Lemah Putih. Pekan ini, mereka sedianya ikut pentas dalam acara Srawung Seni Candi #6 di Candi Sukuh, Ngargoyoso, Karanganyar.

Namun, nasib berkata lain, sang maestro seni yang humble dan njawani ini harus dirawat intensif karena sakit sejak Sabtu (28/12/2019) sore.

Hingga akhirnya Mbah Prapto meninggal dunia di salah satu rumah sakit Solo pada Minggu (29/12/2019) dini hari. Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Thiong Ting Solo, dan dilanjutkan dengan upacara pelepasan di TBJT Senin (30/12/2019) siang, setelah itu dikremasi di Krematorium, Delingan, Karanganyar.

Selama 35 tahun terakhir, Mbah Prapto memang dikenal sebagai maestro gerak dari Solo. Dia mengenalkan seni Amerta Movement ke Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Jaringannya berkembang di kawasan tersebut.

Tak heran, ia kerap diundang workshop ke beberapa negara hingga tinggal di sana berbulan-bulan. Mbah Prapto juga menerima murid dari luar negeri yang ingin belajar di kediamannya daerah Lemah Putih, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar.

Luar negeri bukanlah pencapaian tinggi yang didewakan oleh Mbah Prapto. Jiwanya tetap njawani. Ia menggagas beberapa festival srawung seni warga dan diskusi soal candi sebagai sumber inspirasi.

Hal itu yang kemudian membuatnya juga dekat dengan masyarakat akar rumput. Jaringannya di daerah pelosok cukup luas. Sebut saja daerah Lamongan, Cilacap, Makassar, hingga Toraja.

Sikap terbuka dan ngayomi semua seniman itu diamini oleh rekan sejawatnya yang juga penari senior, Wahyu Santosa Prabowo. Wahyu mengenal Mbah Prapto sejak tahun 70-an. Saat itu mereka sama-sama merintis karier di Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI)  yang menjadi cikal bakal Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Mbah Prapto merupakan alumnus sarjana muda Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM). Kepiawaiannya membuat Pendiri ISI Solo, Gendon Humardani, jatuh hati, hingga akhirnya Mbah Prapto diminta menjadi sekretaris pribadi. Suprapto juga mengajar seni olah tubuh, hingga ikut merintis berdirinya Jurusan Seni Tari ISI Solo.

Menurut Wahyu, mendiang Mbah Prapto merupakan sosok yang punya prinsip kuat. Tapi dia terbuka dan menerima semua masukan. Wahyu beberapa kali berbeda pendapat dengannya. Namun pada akhirnya semua perbedaan selalu menemukan solusinya bersama.

“Banyak anak muda yang terinspirasi dengan beliau. Mereka bisa nyambung ketika diajak kolaborsi. Bisa diajak dialog meskipun kadang beda pendapat,” kata Wahyu.

Baca pula: Potensi Macet Di Simpang Joglo Solo, Wacana Overpass Sulit Terealisasi

Untuk melepas kepergian sang sahabat, Wahyu berencana menggelar upacara umbul donga Senin siang. Pentas berupa gerak sederhana dan panjatan doa ini didukung para seniman yang tergabung di Wisma Seni TBJT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya