SOLOPOS.COM - Ratusan pengunjung memadati lokasi pemandian di Sendang Kun Gerit Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen, saat liburan Lebaran 2023, Selasa (25/4/2023). (Istimewa/Sugiman Totk)

Solopos.com, SRAGEN — Tingginya minat pengunjung di objek wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) daripada objek wisata yang dikelola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dinilai menjadi tamparan bagi Pemkab Sragen. Hal itu khususnya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen.

Penilaian itu disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (27/4/2023). Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu meminta Disparpora Sragen supaya berguru langsung kepada pengelola Sendang Kun Gerit di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Apa pun alasan Disparpora yang pertama harus berguru kepada BUM Desa di Kun Gerit. Disparpora harus berani berdiskusi di sana bagaimana tata kelolanya. Disparpora atau bupati harus berani merekrut tenaga tambahan anak-anak muda. Mereka yang memiliki modal S1 atau S2 dengan IP [indeks prestasi] tinggi untuk khusus mengelola pariwisata,” ujar Sugiyamto.

Dia mengungkapkan harus ada tim teknis untuk mengelola objek-ojek wisata milik Pemkab Sragen supaya tata kelola ini benar-benar maju sehingga bisa menarik pengunjung wisata.

“Apa pun ini menjadi tamparan bagi Disparpora. Dengan situasi mudik yang luar biasa tingginya ternyata yang berkunjung di Bayanan dan Kolam Renang Kartika hanya sedikit,” kata dia.

Sugiyamto menerangkan kaitannya dengan tiket masuk, makan, dan seterusnya, harus dikelola dengan tidak lagi menggunakan transaksi tunai (cash) melainkan dialihkan ke transaksi nontunai.

Dia menginginkan Pemkab bisa membuat sebuah kartu atau seperti kartu anjungan tunai mandiri (ATM) sebagai alat pembayarannya. Dengan transaksi nontunai itu, ujar dia, bisa mencegah terjadinya kebocoran.

“Komisi IV sudah melihat potensi permainan karcis karena dengan pakai karcis atau tiket masuk itu potensi penguapan pendapatan cukup tinggi bisa 50:50,” ujar Sugiyamto.

Dia menyatakan kalau Pemkab punya niatan maju untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) maka transaksi nontunai itu segera diciptakan. Dia menerangkan pembuatan, kartu seperti ATM menjadi tuntutan karena pendapatan dapat terkontrol langsung secara online.

Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, senang bisa objek wisata Sendang Kun Gerit yang pernah diresmikannya memiliki pengunjung yang bagus meskipun dikelola BUM Desa. Yuni, sapaan akrabnya, menanyakan mengapa harus diperbandingkan dengan pengelolaan di objek wisata milik Pemkab?

“Kami justru sedang berlomba. Semua objek wisata di Sragen itu yang penting,” ujarnya.

Yuni sepakat kalau objek wisata milik Pemkab itu memang perlu dievaluasi. Dia menyampaikan evaluasi itu apakah promosinya kurang, apakah paket wisata giatnya yang kurang?

“Semua itu perlu kejelian dari Disparpora untuk membaca dan menganalisa. Sebagai pimpinan di Disparpora juga harus jeli,” kata Bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya