SOLOPOS.COM - Rumah Singgah Dinas Sosial Kabupaten Sragen sebagai tempat pembinaan anak jalanan penjaringan dari Satpol PP Sragen. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN —  Pemkab Sragen menyediakan tempat tinggal sementara bagi para gelandangan, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), dan anak telantar yang berkeliaran di Bumi Sukowati. Namanya Rumah Singgah, dikelola oleh Dinas Sosial (Dinsos) Sragen.

Lokasinya di Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan Sragen. Rumah Singgah ini bertujuan untuk memanusiakan manusia. Semula rumah ini hanya memiliki tiga kamar. Setelah direnovasi dengan anggaran Rp550 juta pada 2022 ini, kamarnya bertambah menjadi tujuh plus dua ruang untuk kantor dan Pelayanan biometrik.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketujuh kamar itu terdiri atas satu ruang kamar aman, dua ruang kamar lansia, dua ruang ODGJ, dan dua ruang untuk pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS). Masing-masing dipisah untuk laki-laki dan perempuan.

Kepala Dinsos Sragen, Finuril Hidayati, menyampaikan Rumah Singgah ini sudah dua kali direhabilitasi. Peresmian yang dilakukan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, pada Kamis (3/11/2022) merupakan peresmian kali kedua.

Baca Juga: Dinsos Sragen Rehab Rumah Singgah, Kamar PGOT Dibuat Lebih Representatif

Dalam peresmian itu, Finuril mengundang para mantan Kepala Dinsos Sragen dan pihak-pihak yang mendukung adanya Rumah Singgah untuk para PPKS atau sebutan untuk pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT). Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, ikut hadir dalam peresmian itu.

“Pak Tatag dulu yang mencetuskan agar Rumah Singgah itu dibangun untuk memanusiakan manusia. Dana rehabilitasi Rumah Singgah ini pernah kena refocusing anggaran pada 2021. Kemudian pada 2022, usulan itu dinaikan lagi dan akhirnya bisa cair Rp550 juta. Dalam kesempatan ini, saya hadirkan stakeholders terkait,” ujar Finuril.

Kini Lebih Nyaman

Ia memaparkan dulu ketika Rumah Singgah ini hanya memiliki tiga kamar dan ada kiriman 12 PGOT atau ODGJ dari Satpol PP, petugas kebingungan karena ruangan terbatas. Namun kini dengan adanya penambahan ruang bisa jadi lebih leluasa. Selain itu terdapat dapur kecil yang nyaman pula. Saat ini penghuni Rumah Singgah tinggal tiga orang.

Baca Juga: Memotret Rumah Singgah Dinsos Sragen, Rumah Rehabilitasi Anak Jalanan

“Kamar-kamar yang ada untuk laki-laki dan perempuan sudah dipisahkan. Sebenarnya target operasional dari APBD itu hanya untuk 100 orang pe tahun. Tetapi faktanya bisa sampai 300 orang per tahun,” lanjut Finuril.

Hingga kini, jumlah PPKS yang terlayani sudah sampai 1.152 orang. Identitas mereka ditelusuri menggunakan alat biometrik. Ketika diketahui identitasnya, maka PPKS tersebut dikembalikan ke keluarga atau dikirim ke panti asuhan.

Finuril mengapresiasi 10 camat yang mengirimkan 100 kader Tanggap Tuna Sosial yang bertugas mendeteksi dini para PPKS. “Mereka ini sudah dilatih oleh para pakarnya dari Rumah Sakit Jiwa Solo, Polres, Satpol PP, di New Kemukus pada 27 Oktober 2022 lalu,” ujarnya.

Baca Juga: Kantor Kecamatan Gondang Sragen Ternyata ada Penjaranya

Finuril berharap kepada Bupati agar mengizinkan untuk memagar kompleks Rumah Singgah supaya jelas asetnya. Rumah Singga ini berdekatan dengan rumah warga. DPU sudah membuat detail engineering design (DED) pembangunan musala di Rumah Singgah sehingga pelayanannya tidak hanya fisik dan mental, tetapi juga spritualnya.

Bupati tak memberikan banyak penjelasan dalam peresmian itu. Bupati justru membuat pantun yang menyindir Asisten II Setda Sragen Tugiyono yang risau setelah ditinggal pensiun Tatag Prabawanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya