Soloraya
Senin, 20 April 2020 - 13:15 WIB

Ogah Karantina Mandiri, 2 Warga Plupuh Sragen Dijebloskan ke Rumah Angker

Tri Rahayu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah angker. (Okezone)

Solopos.com, SRAGEN – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengambil langkah tegas untuk mengantisipasi warga yang bandel enggan melaksanakan karantina mandiri. Dia meminta jajarannya menyiapkan rumah kosong angker untuk dipakai warga yang bandel enggan karantina mandiri di kawasan Sragen.

Bupati Sragen baru saja mendapat laporan ada dua warga Plupuh, Sragen, yang enggan dikarantina. Dia pun meminta Camat Miri, Sragen, untuk membersihkan rumah angker di tengah sawah sebagai tempat karantina mandiri bagi warga yang bandel.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Bupati Yuni saat ditemui Solopos.com di Masaran, Sragen, Senin (20/4/2020). Yuni menyampaikan, sebenarnya ada komitmen di desa-desa tentang para pemudik yang pulang kampung.

Tukang Becak Digebuki Satpam & Dituduh Maling di Solo Dapat Perhatian Ganjar Pranowo

Advertisement

Tukang Becak Digebuki Satpam & Dituduh Maling di Solo Dapat Perhatian Ganjar Pranowo

Dia mengatakan pemudik yang pulang itu langsung datang ke posko lawan Covid-19 di desa dan mendatangani perjanjian untuk melaksanakan isolasi atau karantina mandiri selama 14 hari. Jika pemudik di Sragen menolak untuk karantina mandiri, desa bisa mengambil tindakan tegas.

“Salah satu desa di Plupuh tadi padi melapor. Ada dua warga di Plupuh yang sepakat dan mau karantina mandiri tetapi di tengah jalan melanggar komitmen itu. Akhirnya, dua warga itu dimasukan ke rumah kosong dan berhantu lalu dikunci dari luar. Kalau mereka itu bisa patuh mestinya tidak sampai dimasukkan ke rumah kosong dan dikunci dari luar,” ujarnya.

Advertisement

Gegara Pandemi Corona, Volume Sampah Wonogiri Turun Hingga 30%

5 Positif Covid-19 Punya Riwayat ke Luar Kota

“Bagi pemudik yang tidak bisa ditahan untuk pulang dan harus tetap pulang tidak apa-apa tetapi harus taat aturan. Kalau tidak mau ikut aturan untuk karantina mandiri ya masukin ke rumah kosong berhantu saja. Di Miri ada rumah yang sangat spooky [menyeramkan]. Saya minta camat untuk membersihkan rumah itu untuk karantina orang-orang yang bandel. Ya, di tengah sawah Desa Jeruk,” ujarnya.

Di sisi lain, Yuni juga mengingatkan warga Sragen agar wajib memakai masker saat keluar rumah. Dia meminta adanya semua pihak bergerak untuk saling mengingatkan bahwa memakai masker itu kewajiban. Yuni mengaku sudah proses pengadaan satu juta masker.

Advertisement

Update Corona Dunia: 2,4 Juta Orang Positif, Indonesia Tertinggi di ASEAN

“Pekan depan, satu juta masker itu akan dibagikan ke warga. Jumlah warga Sragen hanya 980.000 jiwa jadi kalau satu juta masker cukup untuk warga Sragen. Kalau masker sudah terdistribusikan maka bisa diberlakukan tegas. Saya sudah instruksikan di pasar ada aturan kalau pedagang dan pembeli yang tidak pakai masker dilarang berjualan atau belanja ke pasar. Bisa dibuat regulasi per zona-zona itu,” jelasnya.

Yuni selama ini masih persuasif karena masker satu juta lembar belum terdistribusi ke warga. Setelah masker terdistribusikan semua, jelas dia, maka tidak ada alasan untuk tidak bawa masker. Teknis pembagiannya nanti diserahkan ke desa dan dari desa didistribusikan ke warga. Satu warga satu masker.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif