SOLOPOS.COM - Joko (berdiri) menunggui lapaknya di Jl Sindutan, Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (29/12/2021) (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Pedagang atau bakul barang bekas yang sebenarnya sudah mendapatkan tempat di Pasar Rejosari, Jebres, Solo, memilih kembali ke tepi Jl Sindutan, Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres. Mereka tidak menempati jatah mereka di lantai II pasar tersebut karena sepi pembeli.

Padahal, Pasar Rejosaro yang selesai direnovasi akhir 2017 silam pernah mendapatkan penghargaan sebagai pasar rakyat terbaik 2018. Joko, warga Bibis, Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Solo, merupakan salah satu penjual barang bekas tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Joko mengatakan bersama kawan-kawan sesama penjual barang bekas di area Jl Sindutan sempat dipindahkan ke bangunan Pasar Rejosari setelah selesai direnovasi.

Baca Juga: Buka Museum Mini Didi Kempot, Yan Vellia Paling Terkenang Benda Ini

“Dulu disuruh pindah ke pasar yang baru, tapi kembali lagi ke sini. Orang mau naik ke sana sudah enggak mau duluan,” terang Joko kepada Solopos.com, Rabu (29/12/2021).

Hal serupa diungkapkan bakul sayur Pasar Jebres, Solo, Satmini. Ia memilih menggelar lapak di pinggir Jl Sindutan barat Pasar Jebres. Meski hanya berjualan beralaskan karung, ia lebih memilih menjual dagangannya di pinggir jalan.

“Pernah disuruh jualan di lantai II, ya memang bangunannya bagus, tidak kepanasan. Tapi sepi. Pembeli kalau cuma beli cabai Rp2.000 ya mana mau kalau suruh naik ke atas,” terang warga Jatirejo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, tersebut.

Baca Juga: Harga Elpiji Nonsubsidi Naik Bikin Pemilik Pangkalan di Solo Khawatir

Satmini menjelaskan meski sudah ada spanduk larangan berjualan di belakang lapaknya, ia tetap memilih berjualan di pinggir jalan. “Lha ini sudah ada larangannya, tapi ya mau gimana lagi,” imbuhnya dengan menunjuk spanduk larangan berjualan di pinggir jalan.

Penjual sepatu bekas di Jl Sindutan, yang disapa Pak Gundul, warga Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, juga mengaku lebih senang berjualan di pinggir jalan. “Tadi pukul 08.00 WIB saya bawa tiga pasang, sekarang pukul 10.00 WIB tinggal sepasang. Ibarat nunggu rejeki saja kalau di sini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya