SOLOPOS.COM - Warga terdampak jalan tol Solo-Jogja memperoleh brosur berisi harga mobil di GOR Kalimosodo, Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Klaten, Rabu (17/11/2021). Sejauh ini, 20 warga terdampak jalan tol Solo-Jogja telah membeli mobil secara tunai. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Sedikitnya 20 orang terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja di Klaten langsung membelanjakan uang ganti rugi (UGR) dengan membeli mobil. Mereka adalah para orang kaya baru atau OKB karena per orang ada yang menerima UGR proyek tol Solo-Jogja senilai Rp3 miliar-Rp4 miliar.

Mayoritas mereka membeli mobil dengan tunai atau cash. Jenis mobil yang paling banyak diburu pada kisaran harga di atas Rp300 juta, seperti Toyota Innova.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Group Leader Marketing Toyota Nasmoco Klaten, Anton Setya Nugroho, mengatakan proyek tol Solo-Jogja memberikan kontribusi positif ke penjualan mobil Toyota. Jauh sebelum pandemi Covid-19, Toyota Nasmoco Klaten hanya mampu menjual 60 unit per bulan.

Baca Juga: Jadi OKB karena Tol Solo-Jogja, 20 Warga Klaten Langsung Borong Mobil

“Dalam dua bulan ini, pembelian di tempat kami banyak yang cash [80 persen]. Saat ini, rata-rata penjualan mobil mencapai 40-45 unit per bulan,” kata Anton Setya Nugroho ditemui wartawan di GOR Kalimosodo, Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Klaten, Rabu (17/11/2021).
Dia mengatakan tidak semua warga terdampak tol Solo-Jogja bisa mengemudikan mobil. Meski demikian, mereka tetap membeli mobil dengan sejumlah alasan.

“Mobil di era sekarang dinilai sudah menjadi kebutuhan. Bisa untuk mengantar orang sakit dan lainnya [untuk duwen-duwen/sawangan di rumah]. Ada juga orangtua yang tak bisa nyetir mobil tapi tetap beli mobil. Mobil itu untuk anaknya yang ada di Jakarta. Jika balik dari Jakarta, bisa digunakan anaknya itu di rumah,” kata Anton Setya Nugroho.

Baca Juga: Desa Kerjo Lor Juara Penanganan Stunting di Wonogiri, Ini Programnya

Anton Setya Nugroho mengatakan warga terdampak jalan tol Solo-Jogja biasanya sudah memiliki skala prioritas dalam membelanjakan UGR yang diterima. Bagi warga yang kehilangan rumah/tanah, biasanya memprioritaskan membeli rumah/tanah di lokasi baru. Setelah itu baru berpikir berinvestasi jenis lainnya hingga membeli mobil.

“Yang membeli mobil [20 orang terdampak jalan tol Solo-Jogja] merupakan orang pertama yang memiliki mobil. Rata-rata, satu orang membeli satu mobil,” katanya.

Salah seorang warga terdampak jalan tol Solo-Jogja asal Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Mulyono, 55, mengaku sempat ditawari agar membeli mobil pascamengikuti musyawarah penetapan bentuk kerugian di desanya, Rabu (17/11/2021). Lantaran dirinya sudah memiliki mobil dalam waktu 1-2 tahun terakhir, Mulyono tidak tertarik membeli mobil baru.

Baca Juga: Ojek ASI, Cara Desa Kerjo Lor Wonogiri Cegah Stunting

“Saya juga diberi brosur agar membeli mobil. Tapi, saya sudah punya mobil Honda Mobilio. Jadi, saya enggak ada respon dengan tawaran itu,” katanya.

Mulyono merupakan salah seorang warga terdampak jalan tol Solo-Jogja dengan luas lahan sawah seluas 4.000 meter persegi. Sesuai rencana, sawah milik Mulyono itu dihargai tim appraisal senilai Rp3,7 miliar.

“Saya setuju dengan jalan tol ini. Nilai UGR yang ditawarkan sudah melebihi target. Lantaran lahan saya yang terdampak jalan tol berupa sawah, saya akan mencari sawah terlebih dahulu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya