Wonogiri (Espos)–Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Wonogiri meminta pemerintah kecamatan mengawasi pendistribusian minyak tanah. Mengingat alokasi minyak tanah (Mitan) per Agustus berkurang 25%.
Pascapenyaluran paket konversi minyak tanah ke gas LPG, pasokan minyak tanah di Kota Gaplek semakin menyusut.
Menurut Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kabupaten Wonogiri, Supardi, harus ada pengawasan secara terpadu antara Pertamina, dinas dan pemerintah kecamatan terkait pendistribusian minyak tanah. Dia mengakhawatirkan, jika tidak diawasi pasokan minyak tanah tersebut kurang dari ketentuan.
“Pengawasan minyak tanah diperketat, jangan sampai alokasi Mitan yang semakin menyusut tersebut lari ke luar daerah,” jelasnya ketika dihubungi Espos, Jumat (21/8).
Berdasarkan data, alokasi pada bulan Juli yakni 2.000 KL, sementara per Agustus, alokasi minyak tanah yakni 1.500 KL. Dia mengatakan, dinas menunggu kepastian dari Pertamina kapan alokasi minyak tanah di Wonogiri akan dicabut, mengingat beberapa waktu mendatang bertepatan dengan Ramadhan dan Lebaran.
“Diminta jangan dalam waktu dekat ini, karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri,” jelasnya.
Sementara itu, Gas Serve LPG Rayon II PT Pertamina, Arieke M Taufan mengakui mengalami kendala dalam melakukan pengawasan pendistribusian minyak tanah, mengingat letak geografis daerah di Wonogiri yang luas.
Dia mengatakan, meskipun alokasi minyak tanah berkurang, pendistribusian akan dimaksimalkan hingga ke pelosok daerah.
das