SOLOPOS.COM - Karyawan Hotel Melati Sido Dadi, Dusun Kedungareng, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, menunggu tamu datang sambil menyapu lantai, Rabu (29/9/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel di Kabupaten Wonogiri turun mencapai 80 persen selama pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Hingga akhir September 2021 ini belum ada tanda-tanda okupansi bakal naik.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wonogiri, Imam Santoso, kepada Solopos.com, Rabu (29/9/2021), menyampaikan usaha perhotelan bagian dari rantai bisnis pariwisata. Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap usaha pariwisata sehingga usaha perhotelan turut terdampak.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hotel-hotel di Kabupaten Wonogiri berklasifikasi melati. Hotel yang terdaftar di PHRI Wonogiri sebanyak 34 unit tersebar di berbagai kecamatan. Sebagian berada di kawasan Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Baca Juga: DPC PKB Klaten Gelar Vaksinasi Sasar Santri Ponpes

Tak sedikit pula yang terdapat di wilayah pinggir, seperti Purwantoro, Pracimantoro, Giritontro, dan lainnya. Menurut pengelola Merista Raya Hotel, Kecamatan Purwantoro itu, tidak ada hotel yang tutup atau dijual selama pandemi Covid-19 melanda.

Namun, okupansi turun sangat drastis, yakni mencapai 80 persen. Dia mencontohkan di hotel yang dikelolanya. Merista Raya Hotel memiliki 70 kamar. Selama pandemi Covid-19 kamar yang dihuni hanya satu hingga tiga kamar/hari.

Bahkan, kadang dalam satu hari tidak ada tamu yang datang. Gedung pun tidak ada yang menyewa karena hajatan dalam skala besar/resepsi tidak boleh digelar. Ruang meeting juga sepi penyewa lantaran kegiatan rapat pemerintahan maupun swasta di luar kantor ditiadakan.

Baca Juga: Desa Sendang Wonogiri Terbaik Nasional, Ini Keunggulannya

Rumahkan Karyawan

Padahal, sebelum pandemi Covid-19 okupansi di Merista Raya Hotel cukup banyak. Gedung dan ruang meeting sering dipesan. Penggunaan gedung semakin sering saat musim orang menggelar resepsi.

Tak jarang keluarga yang menggelar hajatan atau tamu yang datang ke hajatan menyewa kamar hotel sehingga meningkatkan okupansi.

“Ada juga hotel yang hanya buka tetapi tidak ada tamu yang datang. Hotel-hotel di Wonogiri milik pribadi. Jadi pemilik bersedia membuka hotel meski belum tentu ada tamu yang datang. Mereka hanya sekadar mempertahankan atau memanfaatkan aset. Dari pada tidak dibuka lebih baik dibuka siapa tahu ada tamu datang,” ucap Imam saat dihubungi.

Baca Juga: Jumlah Sambungan Pelanggan Baru PLN di Boyolali Meningkat

Karena sepi tamu banyak pemilik hotel yang merumahkan karyawan. Pemilik menjadi penerima tamu. Merista Raya Hotel pun mempekerjakan karyawan secara tak penuh. Hotel tersebut memiliki 31 karyawan.

Selama pandemi Covid-19 ini mereka dibagi dalam kelompok. Satu kelompok hanya bekerja lebih kurang sepekan. Gaji diberikan secara proporsional sesuai hari kerja.

“Harapan saya pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga semua lini kehidupan bisa pulih. Saya kira ini bukan hanya harapan saya, tetapi harapan semua orang. Selama Covid-19 belum sirna semua aspek kehidupan pasti terdampak, termasuk usaha perhotelan,” imbuh Imam.

Baca Juga: Kejar Herd Immunity, Kapolres Klaten Tinjau Vaksinasi di SMPN 2 Wedi

 

Milik Pribadi

Pengelola Hotel Melati Sido Dadi, Dusun Kedungareng, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Nanda Yuliana, mengatakan hal senada. Okupansi di hotel milik keluarganya selama pandemi Covid-19 ini turun lebih kurang 80 persen.

Dari 19 kamar yang tersedia hanya terisi satu hingga dua kamar setiap hari. Pada kondisi normal, kamar yang terisi bisa mencapai 10 kamar/hari. Meski sepi, perempuan yang biasa disapa Nanda itu membuka hotel setiap hari.

“Di sekitar waduk [WGM] ada 10-11 hotel melati. Kalau saya berkomunikasi dengan para pemilik hotel, semua mengeluh karena sepi tamu. Walau begitu mereka tetap membuka hotel. Hotel saya juga selalu buka. Njagani saja barang kali ada tamu datang. Kalau hotelnya sewa pasti kami sudah rugi besar. Hotel-hotel di sini milik pribadi semua,” ujar Nanda.

Baca Juga: Hebat! Desa Sendang Terbaik Nasional soal Keterbukaan Informasi Publik

Dia melanjutkan, tamu hotel dekat WGM yang dikelolanya itu dari dalam maupun luar Kabupaten Wonogiri. Banyak dari mereka merupakan wisatawan.

Selama pandemi Covid-19 Wisata WGM dan tempat wisata alam di Desa Sendang tutup sudah lebih dari setahun. Hotelnya pun menjadi sepi tamu.



“Meski katanya kondisi sekarang sudah semakin membaik, tapi belum tampak ada tanda-tanda okupansi naik. Tamu masih belum banyak yang datang,” ulas Nanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya