SOLOPOS.COM - Para tokoh masyarakat mengikuti forum silaturahmi bersama Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, forkopimda, dan pejabat Pemkab Wonogiri di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (19/5/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri menggelar Forum Silaturahmi Masyarakat pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-282 Wonogiri di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (19/5/2023). Sejumlah warga mengeluarkan unek-unek yang langsung ditanggapi oleh Bupati Wonogiri, Joko Sutopo.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, forum tersebut merupakan forum dialog antara tokoh masyarakat dengan Bupati Wonogiri. Kegiatan itu dihadiri para pejabat Pemkab Wonogiri dan forum komunikasi pimpinan daerah Wonogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dalam forum itu para pejabat dan tokoh masyarakat mengenakan busana adat Jawa, yakni beskap bagi laki-laki dan kebaya bagi perempuan. Beberapa pertanyaan dan usulan pun terlontar dari sejumlah peserta forum.

Salah satu peserta forum silaturahmi dari Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Wonogiri, Suprapto, mempertanyakan posisi Pemkab Wonogiri dalam memberikan perhatian terhadap beberapa bidang strategis di Wonogiri, seperti bidang seni-budaya dan olahraga.

Suprapto menyebut bidang seni dan budaya belum berjalan di Wonogiri berjalan optimal. Dia juga mengungkapkan Wonogiri memiliki potensi besar dalam bidang olahraga. Sejumlah kejuaraan nasional dimenangi, terutama pencak silat.

Namun, cabor lain seperti sepak bola masih minim perhatian. Bahkan kondisi pagar lapangan sepakbola Pringgondani tampak hampir roboh.

Peserta lain di Forum Silaturahmi tersebut yang mewakili Forum Anak Wonogiri, Fadilah, mengungkapkan keresahannya kepada Bupati Wonogiri ihwal anak-anak sekolah yang notabene masih di bawah umur tetapi sudah banyak yang merokok.

Duta Wisata Wonogiri

Hal itu sangat mengganggu dan merugikan perokok anak atau perokok pasif anak. Semestinya, anak-anak tidak layam terpapar hal tersebut. “Kami ingin lingkungan sekolah dan sekitarnya bebas dari asap rokok Apakah mungkin dibuatkan peraturan daerah yang melarang toko-toko di sekitar sekolah menjual rokok?” kata Fadilah.

Peserta forum dari kelompok Duta Wisata Wonogiri, Alfin, mengungkapkan agar Pemkab menggelar kembali pemilihan Duta Wisata Wonogiri. Selain itu, mendukung pengembangan desa-desa wisata di Wonogiri.

Dia menilai desa-desa di Wonogiri banyak yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menanggapi beberapa pertanyaan dan usulan tersebut.

Ihwal seni budaya, Bupati menyebut Pemkab Wonogiri sudah memberikan perhatian di bidang itu. Sejumlah festival seni pun rutin digelar setiap tahun. Hal itu sebagai wadah bagi para seniman di Wonogiri untuk tampil dan menunjukkan aksinya.

“Setiap tahun kami sudah menggelar festival reog, menyanyi campursari, ada juga festival dalang cilik, dan lainnya. Ini bagian dari memfasilitasi para budaya-budaya itu,” kata dia.

Sementara soal olahraga sepak bola, Bupati Wonogiri itu menilai cabang olahraga itu kini sudah tidak diminati anak-anak di Wonogiri. Lapangan-lapangan sepak bola banyak yang tidak lagi digunakan.

Kabupaten Layak Anak

Maka wajar akademi sepak bola dan cabor olahraga ini sudah sepi peminat. Kendati begitu, bukan berarti olahraga di Wonogiri mati dan tidak diperhatikan.

Cabor lain, seperti bola voli dan pencak silat tumbuh subur di Kota Sukses. Pemkab pun sering memberikan wadah cabor ini. “Makanya kami menggelar turnamen bola voli Go Nyawiji di semua wilayah di Wonogiri, dan itu ramai peminat,” ujar dia.

Menanggapi soal usulan agar lingkungan sekolah dan sekitarnya bebas asap rokok, Jekek menyebut usulan tersebut cukup strategis. Sebagai kabupaten yang dinobatkan sebagai kabupaten layak anak, ia setuju untuk memberikan kehidupan layak pada anak.

Meski begitu, usulan itu harus melalui kajian terlebih dahulu. “Oke, itu cukup strategis. Nanti kami akan beraudiensi juga dengan forum anak. Karena sebagai kabupaten layak anak, maka harus bertanggung jawab untuk memberikan kehidupan layak pada anak,” ucap Bupati.

Sementara itu, Bupati mengatakan Pemkab Wonogiri sangat mendukung penguatan pengembangan desa wisata. Namun, harus ada peta yang jelas terlebih dulu apa dan mana saja potensi yang ada di desa.

Pengembangan desa wisata harus tahu tujuan. Tanpa peta yang jelas, Bupati yakin hal itu tidak akan berjalan baik. Dia menyebut Pemkab Wonogiri memiliki Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik senilai sekitar Rp5 miliar.

Dana senilai itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan desa wisata. “Ning, kudu ana petane. Duta wisata buat dulu petanya, 251 desa di Wonogiri itu potensinya apa saja. Kalau tidak ada petanya saya yakin pasti tersesat [tidak berhasil],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya