Soloraya
Rabu, 16 Februari 2022 - 06:06 WIB

Omicron Masuk Wonogiri, Jekek Siapkan Strategi

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, memberi keterangan kepada wartawan mengenai rencana vaksinasi terhadap kolompok usia enam hingga 11 tahun di Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Selasa (21/12/2021). (Solopos/ Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Wonogiri meningkat pada akhir-akhir ini. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan peningkatan itu ditandai dengan menyebarnya virus corona varian Omicron.

“Sudah pasti, karena kami sudah menemukan kasus-kasus positif Covid-19 dengan gejala lain. Di sisi lain, kalau dulu kasus yang ada memiliki gejala, sekarang banyak yang enggak bergejala,” ucap Bupati yang akrab disapa Jekek saat ditemui wartawan, Selasa (15/2/2022) sore.

Advertisement

Ia memahami, Covid-19 varian Omicron itu tak terlepas dengan kultur sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Wonogiri. Contohnya, sambung Jekek, mobilitas masyarakat di Kabupaten Wonogiri cukup masif, baik di dalam maupun keluar-masuk daerah.

Baca Juga: Dana Covid-19 Seluruh Desa di Wonogiri Rp17 M, Pemkab Beri Panduan

Masifnya mobilitas masyarakat itu berdampak pada tak terdeteksinya secara pasti jumlah kasus positif Covid-19 varian Omicron. Hal ini mengingat transmisi lokal varian Omicron di berbagai daerah sudah terjadi.

Advertisement

Demi mengurangi risiko penularan maupun pengobatan, Jekek mengaku menerapkan strategi berbeda dari pengendalian kasus Covid-19 pada varian Delta. Secara umum strategi tersebut disebutnya sebagai strategi manajerial.

“Sewaktu kami webinar beberapa waktu lalu, kami melihat adanya potensi anggaran yang memungkinkan, bersumber dari Dana Desa. Jadi, dalam upaya pengendalian gelombang ketiga ini kami ambil delapan persen dari dana desa, jumlahnya 17 miliar,” kata Jekek.

Baca Juga: Lansia di Purwantoro Wonogiri Meninggal seusai 4 Hari Positif Covid-19

Advertisement

Dana sebesar itu diharapkannya agar digunakan secara hati-hati. “Harus dibelanjakan untuk infrastruktur pendukung deteksi dini dan pengobatan,” imbuhnya.

Misalnya seperti pembelian oxymeter, paket-paket vitamin, belanja alat pelindung diri (APD), dan kebutuhan mendesak lain, tergantung kondisi dari tiap daerah.

Berkaca pada pengendalian kasus Covid-19 varian Delta beberapa bulan lalu yang memberi mi instan, beras, dan kebutuhan pangan lainnya, menurut Jekek, paket-paket vitamin untuk meningkatkan imun tubuh lebih diperlukan. Ia menerangkan, saat ini Dinas Kesehatan sudah mengeluarkan daftar nutrisi yang direkomendasikan menjadi paket-paket untuk diberikan pada warga, terutama yang terkena Covid-19.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif