SOLOPOS.COM - Suasana lengang di Jl Pramuka, Mojolaban, Sukoharjo, setelah penutupan Jembatan Mojo dua pekan terakhir. Beberapa lapak pedagang tutup, Minggu (9/10/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Penutupan Jembatan Mojo yang menghubungkan Pasar Kliwon, Solo, dengan Mojolaban, Sukoharjo, per Senin (26/9/2022) lalu, berdampak pada perekonomian warga. Terutama bagi para pedagang di kawasan sekitar jembatan itu.

Meski penjualan menurun beberapa warga memilih tetap berjualan mencari peruntungan. Warga setempat yang juga pedagang soto dan tahu kupat di Jl Pramuka area persawahan Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, Sukini, mengatakan memilih tetap membuka warungnya mengingat penutupan jalan itu berlangsung selama dua bulan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kalau cuma sehari dua hari tutup tidak apa-apa hla ini kan dua bulan ya kalau tutup kendil e guling [pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari tidak ada],” terang Sukini saat ditemui Solopos.com di warungnya, Minggu (9/10/2022).

Sukini membeberkan kini penjualannya menurun hampir 50% baik di hari biasa maupun pada saat akhir pekan karena jalan di lokasi warungnya kini sepi dan jarang dilewati warga semenjak Jembatan Mojo Solo-Sukoharjo tutup. Biasanya sesekali pelancong mampir bahkan untuk sekadar membeli es.

“Biasanya kalau hari biasa kalau masak nasi itu bisa sampai tujuh kilogram sekarang paling hanya empat kilogram. Kalau Minggu seperti ini biasanya 10 kilogram nasi habis, sekarang paling hanya tujuh kilogram nasi, itu saja masih ada,” keluh Sukini.

Baca Juga: Omzet Anjlok, Pemilik Toko Dekat Jembatan Mojo Solo Ingin Proyek Cepat Kelar

Dia mengatakan meski kini sepi dia tetap akan membuka warungnya meski harus mempersiapkan strategi lain agar tak mengalami kerugian. Dia menyadari sebagai penjual makanan matang akan sangat rugi jika berjualan namun tak ada pembeli.

Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

“Ya kalau jualan matengan gini kan susah ya, kalau tidak habis pasti buang [modal/makanan] mau kulakan lagi susah. Jadi sekarang pilih nyetok [bahan mentah] nanti kalau kurang goreng lagi. Misalnya kayak tempe ini, kalau habis goreng lagi. Kalau sisa tempenya [yang belum diolah] bisa dimasukkan kulkas,” beber Sukini.

Sukini menyampaikan memilih mencari peruntungan dibandingkan duduk diam di rumah tanpa penghasilan. Sebab kebutuhan sehari-hari seperti uang saku sekolah anak terus berjalan.

Baca Juga: Jembatan Sasak Sukoharjo Rusak Diterjang Hujan, Perbaikan Tunggu Air Surut

Apalagi akses ke sekolah kini semakin jauh lantaran Jembatan Mojo Solo-Sukoharjo ditutup. Otomatis biaya operasional  bertambah.

“Sing penting keluar dari rumah [bekerja], buka [warung] nanti pasti juga ada yang mampir, timbangane glundang-glundung kaya semangka [daripada gulang-guling seperti semangka/tidak menghasilkan]. Seberapa pun hasilnya ya alhamdulilah,” ujar Sukini.

Wah wis repot o, nek ora dodol yo trus arep mangan opo? Nek dodol pas sepi tenan malah raisoh nggo kulakan. Pokok e pun ndelok kahanan mawon. [Wah wis bikin repot, kalau tidak jualan trus mau makan apa? Kalau pas jualan sepi beneran tidak bisa diputar untuk kulakan. Pokoknya melihat keadaan saja buka atau tidaknya],” imbuh Sukini.

Baca Juga: Lantai Jembatan Mojo Solo Mulai Dibongkar, Pekerja Ngebut hingga Malam Hari

Pelanggan Banyak dari Solo

Sementara itu, pedagang lain di kawasan Jembatan Mojo Solo-Sukoharjo, Endang, mengatakan adanya Sekaten saja sudah mempengaruhi penjualan. Mengingat kerumunan masa akan berkumpul di lokasi Sekaten di Solo, apalagi ditambah dengan penutupan Jembatan Mojo.

Padahal menurutnya beberapa pelanggan konsumtif justru berasal dari Solo. Penutupan akses jembatan otomatis mempengaruhi minat warga untuk membeli di warungnya. Menurutnya pelanggan cenderung akan memilih lokasi lain yang aksesnya lebih mudah dijangkau.

Sementara itu berdasarkan pantauan Solopos.com di jalan tersebut terlihat beberapa lapak pedagang pada Minggu siang tutup. Meski demikian beberapa warung lain tetap optimistis membuka lapaknya menanti pedagang datang.

Jalan arah Solo-Mojolaban menuju Polokarto itu lengang,  meski beberapa kendaraan roda dua hingga empat terkadang masih melaju di jalan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya