Soloraya
Rabu, 10 Mei 2017 - 13:15 WIB

OPERASI PATUH CANDI 2017 : Di Sukoharjo, Razia Lalu Lintas Bisa Digelar 3 Kali Sehari

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi razia (JIBI/Solopos/dok)

Operasi Patuh candi 2017 dilaksanakan hingga 22 Mei 2017.

Solopos.com, SUKOHARJO — Anggota satuan lalu lintas (satlantas) Polres selama 14 hari akan mengedepankan tindakan refresif bagi pelanggar lalu lintas. Lokasi operasi lalu lintas dilakukan secara random dan bisa tiga kali sehari.

Advertisement

Pernyataan itu disampaikan Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Finan Sukma Radipta, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, Rabu (10/5/2017), seusai acara di Polres Sukoharjo. Menurutnya Operasi Patuh Candi 2017 dilaksanakan sejak 9 Mei hingga 22 Mei mendatang. Operasi ini, ujarnya juga langkah antisipasi menjelang awal Ramadan akhir Mei.

“Pelaksanaan Operasi Patuh Candi dilakukan situasional. Jika petugas menilai di sebuah wilayah rawan tindak pelanggaran lalu lintas yang berakibat fatalitas maka bisa saja sehari digelar operasi tiga kali seperti minum obat,” kata Kasatlantas.

Lebih lanjut, Kasatlantas menjelaskan sebelumnya juga telah dilaksanakan Operasi Simpatik. “Bedanya, operasi simpatik mengedepankan tindakan preventif tetapi operasi patuh mengedepankan tindakan refresif atau penindakan. Penindakan dikandung maksud agar masyarakat lebih paham aturan dan etika berlalu lintas di jalan raya,” ungkap dia.

Advertisement

Dia berharap kesadaran dan ketertiban berlalu lintas selepas Operasi Patuh 2017 meningkat. “Di Sukoharjo kasus kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas setiap tahun terus meningkat. Pelaksanaan operasi patuh ini untuk antisipasi fatalitas kecelakaan,” jelas dia.

Menyinggung lokasi dan sasaran Operasi Patuh 2017, Kasatlantas, menyatakan sasarannya ke pelaku pelanggaran lalu lintas.

“Titik Operasi Patuh 2017, pertama di jalur yang banyak pengendara melakukan pelanggaran lalu lintas dan daerah rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. Jadi tidak terpusat di satu lokasi tetapi nomaden atau berpindah-pindah,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif