SOLOPOS.COM - Petugas membawa PSK yang terjaring dalam operasi pekat yang dilakukan tim gabungan, Sabtu (12/9/2015). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Operasi Pekat Sragen ini dilakukan di dua tempat berbeda, yakni lokalisasi Mbah Gajah dan Rejosari Nglangon.

Solopos.com, SRAGEN–Sebanyak 15 perempuan pekerja seks perempuan (PSK), satu pria wanita (waria), dan seorang laki-laki hidung belang dirazia tim gabungan saat beroperasi di dua tempat lokalisasi, yakni lokalisasi Mbah Gajah Gondang dan Rejosari, Nglangon, Sragen Kota, Jumat (11/9/2015) malam.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Belasan PSK tersebut dicatat identitasnya dan langsung dikirim ke pusat rehabilitasi Wanita Utama Solo pada Sabtu
(12/9/2015) dini hari. Tim gabungan tersebut terdiri atas personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Sosial, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas), dan Denpom IV-4/Sragen.  Tim bergerak dengan menggunakan truk Satpol PP dan dua unit mobil patroli Satpol PP dan Dinas Sosial.

Di lokalisasi Mbah Gajah Gondang, tim gabungan menemukan seorang PSK tua dan seorang waria. “Sebenarnya banyak PSK di lokalisasi Mbah Gajah itu. Delapan orang ada tetapi mereka banyak yang lari ke tengah sawah. Akhirnya hanya dua orang yang diamankan petugas,” kata Yanto, 41, salah satu saksi yang ikut dalam rombongan tim gabungan
itu.

Dalam razia itu sempat ada warga setempat yang mengaku sebagai wartawan. Aparat Denpom IV-4/Sragen langsung meminta kartu identitas laki-laki yang mengaku wartawan itu. Ternyata kartu identitas laki-laki itu menunjukkan wartawan abal-abal yang ingin melindungi PSK. Di lokalisasi Rejosari Nglangon, aparat menjaring 14 PSK plus seorang laki-laki hidung belang asal Kelurahan Karangtengah, Sragen Kota.

Sebanyak 11 orang PSK ditangkap saat beraktivitas di kios-kios remang kompleks Pasar Joko Tingkir. Aksi penggerebekan PSK itu menjadi tontotan warga sekitar. Kemudian tiga PSK lainnya ditemukan bersama seorang laki-laki hidung belang berinisial H, 40, di musala kecil yang terletak di sebelah timur Pasar Joko Tingkir.

“Wong musala kok untuk tempat delikan [persembunyian]? Ora bener mesjid dienggo ndelik [Tidak benar masjid untuk tempat
persembunyian]!” ujar Darno, warga Rejosari, Sragen Kota, kesal.

Darno berniat akan mendata PSK-PSK di Pasar Joko Tingkir itu. Dia sering menjumpai banyaknya para PSK yang beraktivitas di pasar itu karena aktivitas mereka membuat warga resah.

Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Sragen, Dwi Issunaryono, saat dijumpai wartawan, Sabtu dini hari, mengatakan razia PSK dilaksanakan di dua lokasi tersebut dan berhasil menjaring 15 PSK dan satu waria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya