Soloraya
Rabu, 15 Januari 2014 - 20:15 WIB

OPERASI PENYAKIT MASYARAKAT SOLO : Ini Dia Lokasi Pesta Miras dan Esek-Esek di Banjarsari

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taman Tirtonadi saat pembangunan pada 2012 lalu (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Polsek Banjarsari Solo selama 2013 menangkap 1.206 pelaku penyakit masyarakat. Dari jumlah itu 910 orang pemabuk. Mereka ditangkap di sejumlah lokasi yang kerap jadi lokasi pesta miras dan esek-esek di Banjarsari.

Kapolsek Banjarsari, Kompol I Ketut Raman, kepada Solopos.com, Rabu (15/1/2014), mengatakan Banjarsari merupakan wilayah dengan indeks pekat tertinggi di Solo. Terutama kategori pengguna miras dan PSK.

Advertisement

Menurut dia, hal itu disebabkan oleh faktor banyaknya lokasi yang kerap digunakan sebagai ajang berkumpul.

Lokasi itu seperti Monumen ’45 Banjarsari, kawasan Stadion Manahan, pertigaan Jl. Sam Ratulangi atau Patung Bola, kawasan Jl. Gatot Subroto, dan kawasan Kestalan.

“Kami paling sering menangkap pemabuk di kawasan Stadion Manahan. Kawasan Monumen ’45 dan Terminal Tirtonadi, terutama di Taman Tirtonadi, juga cukup sering digunakan untuk pesta miras. Dan seperti diketahui masyarakat luas, kawasan Kestalan merupakan ajang menjajakan diri para PSK,” imbuh Raman.

Advertisement

Selain itu, kata dia, ada beberapa lokasi yang sebelumnya banyak didirikan pijat tenda atau payung. Seiring berjalannya waktu praktik pijat tenda kerap dikeluhkan masyarakat.
Warga beberapa kali melaporkan ada praktik esek-esek di lokasi itu. Selain meresahkan masyarakat, pijat tenda disebut Raman juga mengganggu pemandangan.

Pasalnya, tenda didirikan di tepi jalan yang ramai dilalui kendaraan. Praktik pijat tersebut kini diklaim Raman sudah tidak ada.

Seiring digelarnya operasi secara intensif, lanjut dia, pekat di Banjarsari kini berkurang. Hal itu diketahui dari hasil pengungkapan pekat dari waktu ke waktu yang kian menurun.

Advertisement

Jika pada awal tahun lalu petugas dapat menangkap tujuh hingga belasan pelaku pekat dalam sehari, kini petugas hanya mendapati 3-4 pelaku pekat dalam sehari.

“Pekat memang masih ada, tapi saat ini sudah berkurang. Dulu pesta miras banyak digelar di pinggir-pinggir jalan, sekarang sembunyi-sembunyi. Dulu para PSK tidak malu-malu menjajakan diri, sekarang praktik itu lebih tersembunyi. Yang jelas perang terhadap pekat tidak akan berhenti,” pungkas Raman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif