SOLOPOS.COM - Jemaah pertama memberikan infak dengan metode QRIS di Main Prayer Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jumat (23/6/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Masjid Sheikh Zayed Solo mulai menerima infak, zakat, dan sedekah, Jumat (23/6/2023). Biaya operasional masjid hibah Uni Emirat Arab (UEA) sekitar Rp1 miliar setiap bulan.

Pantauan Solopos.com Ketua Baznas Jateng K.H. Ahmad Darodji melantik pengurus Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid Sheikh Zayed Solo di Main Prayer Masjid Sheikh Zayed, Jumat (23/6/2023) pukul 10.30 WIB. Pengurus UPZ bakal mengelola infak, zakat, dan sedekah secara profesional.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Abdul Halim mendapatkan amanah menjadi Ketua UPZ Masjid Sheikh Zayed Solo. Turut hadir dalam pelantikan sejumlah pejabat, antara lain Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib; dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Jateng, Musta’in Ahmad.

Selanjutnya ada ibadah salat Jumat lalu pengumuman kepada jemaah mengenai kegiatan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid Sheikh Zayed Solo. Salah satu jemaah dari Jogja menjadi jemaah pemberi infaq melalui metode QRIS yang dilayani Abdul Halim.

Direktur Operasional Masjid Sheikh Zayed Solo, Munajat, mengatakan Masjid Sheikh Zayed Solo secara legal sudah bisa menerima dana dari masyarakat untuk membantu biaya operasional masjid dengan dilantiknya UPZ Masjid Sheikh Zayed Solo.

“Operasional sampai sekarang masih dibantu dari UEA dan juga dari Kementerian Agama. Tapi kebutuhan kita juga banyak terutama untuk pengembangan kegiatan. Dari para sesepuh kita juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” jelas dia.

Menurut dia,  Masjid Sheikh Zayed Solo belum pernah menghimpun dana dari masyarakat sejak Masjid Sheikh Zayed dibuka untuk umum oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin awal Maret 2023.

“Selama ini masyarakat bertanya-tanya [mengenai infak, zakat, dan sedekah di Masjid Sheikh Zayed]. Karena kami belum punya izin sebelumnya, ada aturan untuk mendapatkan izin. Kami menawarkan konsepnya,” jelas dia.

Munajat mengatakan operasional Masjid Sheikh Zayed sekitar Rp1 miliar per bulan atau masih bisa lebih dengan adanya kegiatan lainnya. Beban operasional paling banyak untuk membayar vendor-vendor Masjid Sheikh Zayed Solo.

“Karyawan untuk cleaning service, security, pertamanan, dan MEP [mechanical, electrical, and plumbing]” jelas dia.

Dia mengatakan Masjid Sheikh Zayed Solo memiliki potensi yang besar dengan jumlah kunjungan Masjid Raya Sheikh Zayed bisa mencapai 40.000 orang per hari pada Jumat, Sabtu, Minggu pada musim haji 2023.

“Misalkan satu orang kasih Rp2.000 kalau separuhnya aja 20.000 kan bisa Rp40 juta. Dan itu harus dikelola dengan baik, transparan, sesuai dengan regulasi. Kira-kira publik pun itu bisa mengakses,” papar dia.

Adib mengatakan UPZ Masjid Sheikh Zayed Solo bakal menghadirkan warna baru bagi pengelolaan masjid hibah UEA. Pengelolaan masjid harus dengan seni karena menggabungkan dua tradisi UEA dan Indonesia.

“Masjid Sheikh Zayed Solo operasionalnya tidak sederhana. Alhamdulillah kerja sama antara UEA dan Indonesia tidak hanya lepas setelah jadi tetapi juga dalam pengelolaan,” ujar dia.

Menurut dia, Masjid Sheikh Zayed Solo menjadi wisata religi dengan jumlah pengunjung terbanyak di Jateng. Masjid Sheikh Zayed Solo didorong untuk memberdayakan masyarakat setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya