SOLOPOS.COM - Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Solo, Wimboh Santoso (baju putih) ketika menghadiri acara sekaligus menjadi pembicara diskusi yang diadakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Solo di Hotel Adhiwangsa Solo, Jumat (22/12/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Ekonom Fakultas Ekonomi Bisnis UNS Solo, Wimboh Santoso, merespons optimisme pemerintah yang menyebut ekonomi Indonesia tetap bisa tumbuh sekitar 5% pada 2024 meski ada ketidakpastian global.

Ketua Dewan Komisioner OJK 2017-2022 itu mengatakan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut ekonomi Indonesia masih bisa bertumbuh masih terbilang masuk akal. Hal itu lantaran menurutnya selama tiga tahun terakhir ekonomi Indonesia bahkan sudah tumbuh di atas 5%.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“[Ekonomi Indonesia tumbuh] 5% logis, karena kita sudah tumbuh tiga tahun di atas 5%, strukturnya memang sudah begitu,” ketika dia ketika ditemui wartawan pada acara Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Solo di Hotel Adhiwangsa Solo, Jumat (22/12/2023).

Meski begitu, dia mengatakan masih ada tantangan serius yang dihadapi Indonesia pada 2024 terkait ekonomi dunia yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi Covid-19. Wimboh mengatakan saat ini ekonomi belum pulih sepenuhnya. Menurutnya itu juga terjadi pada ekonomi dunia, tidak hanya Indonesia. Hal ini terlihat dari sejumlah negara yang mengalami defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurutnya mengembalikan lagi kondisi ekonomi dunia seperti sebelum pandemi perlu waktu. Dia mengatakan kondisi setelah pandemi seperti sekarang, permintaan barang cukup besar sedangkan suplai masih terganggu.

“Sehingga supply-demand tidak match. Nah apa yang terjadi, kalau demand-nya tinggi supply tidak ada inflasi tinggi, di Inggris di atas 10%, Amerika 9%” kata dia.

Selain ekonomi dunia yang masih belum sembuh betul, menurutnya faktor kondisi geopolitik seperti tekanan perang Ukraina-Rusia serta perang di Timur Tengah masih bisa mempengaruhi ekonomi dalam negeri.

“Sehingga ekonomi di 2024-2025 masih dihantui dengan ketidakpastian. Indonesia bisa saja terimbas pada gejala penurunan ekonomi dunia tersebut,” kata dia. Namun ekonomi tanah air masih bisa ditopang oleh kekuatan domestik untuk bertahan di tengah ketidakpastian tersebut.

Wimboh juga menyarankan agar pemerintah juga mendorong investasi, kegiatan ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Dia juga mendorong untuk menanfaatkan infrastuktur yang sudah didbuangun. Menurutnya infrastruktur bisa memberikan distribusi yang cepat. Dia mengatakan infrastuktur dibangun namun tidak dioptimalkan untuk membabgun eknomi. 

“Misalkan jalan tol Jogja-Solo, itu kalau didorong pariwisatanya bisa tumbuh besar, orang ke Solo–Jogja bisa dengan waktu yang pendek,” kata dia.

Perlu diketahui, melansir dari Bisnis.com, sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan optimistis terhadap outlook perekonomian Indonesia 2024. Menurutnya, Indonesia memiliki modal ekonomi dan politik. Hal itu disampaikan olehnya saat menghadiri Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023). 

“Memasuki tahun 2024 ini kita tidak punya alasan untuk tdk optimis. Tahun 2024, saya namai tahun yang harus penuh dengan optimisme. Angka-angkanya sudah disampaikan Menko Perekonomian. Mengapa? Kita memiliki modal untuk optimisme itu. Baik modal ekonomi dan juga modal politik,” tuturnya, Jumat (22/12/2023). 

Menurut Presiden, beberapa indikator ekonomi Indonesia menunjukkan alasan optimisme. Misalnya, pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5% atau lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 2,9%. Kemudian, inflasi masih di angka 2,86% atau masih di bawa tingkat inflasi global 7,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya