Soloraya
Rabu, 29 Maret 2023 - 10:26 WIB

Oralit Bagus Diminum saat Sahur dan Berbuka? Ini Jawaban Dinkes Sukoharjo

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi minum oralit. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Postingan di media sosial yang menyebutkan cukup minum oralit saat sahur dan berbuka puasa menarik minat warganet. Postingan ini salah satunya diunggah di Twitter dengan nama akun @sdenta. Isinya kurang lebih begini, ” Tips Puasa saya, sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih. Batalin puasa juga cukup segelas oralit dan air putih lanjut hidrasi secukupnya sampai sebelum tidur. Makan besar sekali, sebelum isya, banyakin serat.”

Apakah pernyataan ini benar? Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukoharjo mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi beredar di sosial media terkait oralit yang dipercaya menjadi doping puasa selama Ramadan. Dinkes meminta masyarakat menjaga pola hidup sehat selama Ramadan salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi.

Advertisement

Kepala Dinkes Kabupaten Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, mengatakan dibandingkan mengonsumsi oralit, dia mengimbau masyarakat memakan makanan bergizi dan memiliki kandungan vitamin selama berpuasa.

“Mending minum air putih yang banyak, cukupi kebutuhan vitamin, protein, dan karbohidrat saat bulan puasa. Oralit hanya kebutuhan pengganti cairan, tidak ada unsur vitaminnya. Kalau mau menggantikan cairan lebih baik minum air putih yang banyak,” ujar Tri Tuti kepada Solopos.com pada Selasa (28/3/2023).

Advertisement

“Mending minum air putih yang banyak, cukupi kebutuhan vitamin, protein, dan karbohidrat saat bulan puasa. Oralit hanya kebutuhan pengganti cairan, tidak ada unsur vitaminnya. Kalau mau menggantikan cairan lebih baik minum air putih yang banyak,” ujar Tri Tuti kepada Solopos.com pada Selasa (28/3/2023).

Dia meminta masyarakat menjaga kesehatan melalui penerapan pola hidup sehat yang selalu harus dijaga. Di antaranya menjaga asupan konsumsi makanan dengan memperhatikan kandungan karbohidrat dan vitamin yang harus seimbang.

Vitamin dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah dan sayur yang kemudian bisa disempurnakan dengan konsumsi susu jika tidak memiliki alergi. Selain itu pola tidur menurutnya juga harus dijaga untuk menunjang kesehatan selama berpuasa.

Advertisement

“Kalau punya sakit mag, berpuasa malah tidak ada masalah, karena sakit maag itu pemicunya stres. Ketika stres asam lambung berlebih. Tetapi kalau puasa bahagia, nyaman, saya yakin mag tidak akan kambuh. Tetapi jika memiliki penyakit mag kronis, penderita harus mengetahui kondisi tubuhnya sendiri sehingga bisa memastikan batasannya. Misalnya mengkonsumsi obat mag sebelum sahur,” ujarnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan penyakit yang banyak dikeluhkan warga selama Ramadan adalah batuk pilek. Hal itu disebabkan karena mengonsumsi es sirup yang dijual. Bisa jadi es sirup itu dibuat menggunakan pemanis buatan atau kandungan lain yang mengakibatkan batuk dan pilek. Selain itu, cuaca ekstrem juga mempengaruhi menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang batuk pilek.

Stok Oralit Menipis

Informasi mengenai oralit yang dianggap sebagai doping saat puasa sempat viral di media sosial salah satunya melalui Twitter. Unggahan terkait oralit pada awal bulan puasa itu menuai banyak komentar. Oralit diklaim bisa menggantikan cairan tubuh selama berpuasa bahkan dapat mengembalikan kesegaran tubuh ketika siang hari.

Advertisement

Unggahan tersebut mengakibatkan seorang warganet mengeluhkan stok oralit di apotek yang terus menipis. Warganet meminta agar masyarakat tidak panik dan over buying lantaran banyak pihak membutuhkan oralit untuk kebutuhan kesehatan seperti pengobatan diare.

Warganet lainnya pun memberikan testimoni, beberapa mengatakan oralit sebagai doping puasa diklaim berhasil. Namun tak sedikit juga yang mengatakan cara itu salah dan memiliki sejumlah efek samping.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif