Soloraya
Senin, 18 Januari 2016 - 08:10 WIB

ORANG HILANG BOYOLALI : 14 Warga Kecamatan Wonosegoro Menghilang Diduga Ikut Gafatar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Minghaj Maygor menunjukkan kaus adiknya bertuliskan “Gafatar Kediri”, Kamis (14/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Orang hilang Boyolali, ada 14 orang di satu dukuh di Kecamatan Wonosegoro menghilang.

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 14 orang Dukuh Jlobog, Desa Gunungsari, Wonosegoro, Boyolali menghilang sejak 27 Agustus 2015. Menghilangnya warga satu dukuh itu diduga terlibat organisasi massa (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Advertisement

Informasi dihimpun Solopos.com, sebanyak 14 orang itu berasal dari enam kepala keluarga (KK) dalam satu Dukuh Jlobog. Orang yang menghilang tersebut sebagian besar masih dalam satu keluarga. Keluarga yang menghilang tersebut diantaranya adalah Radi, 43, warga RT 006/RW 004, Abdul Rahman, 55, warga RT 006 /RW 004, Indra Gunawan, 42, warga RT 007/RW 004, dan Ratun, 70, warga RT 007/RW 004. Nama terakhir warga yang menghilang tersebut merupakan orang tua dari Radi, Abdul, dan Indra.

Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono melalui Kapolsek Wonosegoro AKP Joko Widodo, mengatakan enam KK dalam satu Dukuh Jlobog tersebut meninggalkan rumah. Sejauh ini dari keluarga terdekat tidak ada satu pun yang melaporkan ke polisi terkait kepergian mereka.

“Kami mengetahui mereka menghilang pergi meninggalkan rumah setelah meneluri jejak mereka di desa,” ujar Joko saat dihubungi Solopos.com, Minggu (17/1/2016).

Advertisement

Joko mengatakan sebelum mereka meninggalkan rumah jejak ormas Gafatar pernah ada di Dukuh Jlobog pada 2014. Ormas itu beberapa kali menggelar kegiatan seperti pengajian yang diikuti sekitar 20 orang.

“Gafatar selama menjalankan aktivitas di kampung meresahkan warga karena ajarannya terindikasi sesat seperti salat cukup dibatin di dalam hati dan Nabi Muhammad SAW bukan nabi yang terakhir,” kata dia.

Pemkab, kata dia, pada 30 Januari 2014 memanggil salah satu warga bernama Abdul Rohman yang diduga kuat sebagai pihak yang memfasilitasi Gafatar di Gunungsari. Hasil dari pertemuan itu Gafatar di Wonosegoro dilarang menjalankan aktivitas karena dinilai sesat.

Advertisement

“Pengurus Gafatar Wonosegoro pada tanggal 16 Januari 2015 pernah bertemu menyampaikan visi misi dihadapan anggota Polsek Wonosegoro. Di hadapan mereka saya menyampaikan bahwa ormas Gafatar di Boyolali tidak terdaftar di Kesbangpol Boyolali,” kata Joko.

Ia mengatakan setelah audiensi tersebut Gafatar di Wonosegoro tidak pernah lagi mengadakan kegiatan karena Polsek Wonosegoro tidak akan pernah mengeluarkan izin. Terakhir pada 27 Agustus 2015 Abdul Rohman bersama lima KK pergi meninggalkan rumah sampai sekarang.

“Kami tidak tahu keberadaan mereka sampai sekarang dimana. Kami mengimbau kepada warga jika ada sesuatu yang mencurigakan segera melaporkan ke polsek,” kata dia.

Sementara itu, Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono, mengatakan sampai saat ini laporan resmi orang hilang di Boyolali hanya terjadi di Nogosari. Kasus di Wonosegoro mereka menghilang pergi meninggalkan rumah dan tidak ada keluarga dekat yang melaporkan kehilangan keluarga mereka ke polisi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif