SOLOPOS.COM - Lasmiyati, 45, menunjukkan foto Gatot Bambang Kadaryanto, 50, bersama istrinya, Lestari, 40, di Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Minggu (10/1/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Orang hilang Sragen, warga Sragen yang dikabarkan diculik saat perjalanan dari Bandara Adi Sutjipto ditemukan di Klaten.

Solopos.com, SRAGEN–Gatot Bambang Kadaryanto, 43, yang dikabarkan diculik sejak Sabtu (9/1/2016) malam ternyata dirampok saat dalam perjalanan Jogja-Sragen, tepatnya di wilayah Kecamalan Tulung, Kabupaten Klaten, Minggu (10/1/2016) dini hari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kawanan perampok membawa kabur barang berharga senilai lebih dari Rp35 juta setelah membius Gatot dengan minuman jamu.

Peristiwa perampokan berencana itu terungkap saat Gatot berhasil kembali ke rumah di Dukuh Jatisumo RT 019/RW 003, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Minggu, pukul 22.00 WIB. Kepulangan Gatot disambut sukacita keluarga yang gelisah dan waswas sejak Sabtu malam. Gatot menyampaikan kronologi perampokan itu saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (11/1/2016).

Kejadian itu berawal saat Gatot tiba di Bandara Adi Sutjipto Jogja dari penerbangan Banjarmasin-Jogja, Sabtu sore. Gatot sempat janjian dengan keponakan bosnya agar dijemput untuk diantar ke Kebumen, tempat kerjanya yang baru sebagai operator alat berat untuk pembuatan jalan tol. Namun keponakan bosnya tak jadi menjemput. Gatot izin untuk pulang ke Sragen selama dua hari.

Gatot berniat naik kereta api (KA). Saat berjalan keluar bandara, Gatot melewati seseorang yang mengaku bernama Prayitno. Laki-laki bertubuh tambun dan berambut keriting sedikit botak itu mengaku asal Gemolong, Sragen. Gatot dan Prayitno berbincang sebentar. Prayitno mengajak bareng Gatot pulang ke Sragen karena ada teman Prayitno yang menjemput. Sebuah mobil Toyota Avansa mirip taksi menjemput mereka di dekat jembatan Kota Jogja.

“Dalam perjalanan itu kami mampir di warung jamu. Dia [Prayitno] turun dari mobil dan kembali dengan membawa dua gelas kecil [sloki] berisi jamu dan penawar pahit. Jamu itu kami minum berdua. Kemudian kami melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa saat, pandangan saya agak kabur. Saya pindah ke belakang,” ujar Gatot.

Selama di mobil, Prayitno sempat menanyakan isi ATM dan pin milik Gatot. Dengan berbagai upaya, Gatot menolak. Bahkan sempat terjadi adu mulut antara Gatot dan Prayitno di mobil itu. “Kemudian saya lebih curiga ketika arah jalannya berubah. Tiba-tiba berhenti di sebuah rumah lawas bercat hijau dengan teras yang cukup lebar. Sebelum berhenti Prayitno itu sempat mengingatkan sopir yang lupa masuk gang. Dari sini, saya menduga ada kongkalikong dengan sopir,” lanjut dia.

Prayitno masuk rumah itu. Gatot pilih di teras sembari merokok. Gatot sempat menghubungi istrinya, Sulastri, 39, sekitar pukul 21.30 WIB. Sejak itu, Gatot tiba-tiba tak sadar. Dia terbangun pada Minggu pukul 08.00 WIB. “Saya tidak mendapati semua barang saya. Tas, dompet, dan onderdil alat berat yang saya bawa hilang semua. Onderdil itu nilainya lebih dari Rp20 juta. Dompet berisi uang Rp1,5 juta, dua HP, cincin, dan dokumen berharga lainnya. Khusus barang saya itu nilainya Rp15 juta,” ujarnya.

Dia bingung dan melihat perempuan berbaju hijau di sekitar rumah itu. Dia sempat adu mulut dengan perempuan yang kasar terhadap Gatot. Kondisi perut yang kosong memaksa Gatot meminta makanan ke warga setempat.

“Saya sempat dicurigai warga setempat. Kemudian saya minta minum dan roti pada warga yang membangun gapura. Saya ceritakan kisah saya. Kemudian warga mengantar saya ke rumah Pak RT lalu ke rumah Pak Lurah yang berdekatan dengan rumah lawas itu. Warga sekitar mengetahui rumah itu kosong. Tapi saya sampaikan semalam [Sabtu] ada penguninya. Saya yakin rumah itu sering digunakan untuk transaksi kejahatan,” tambah dia.

Kapolsek Sambungmacan, AKP Haryanto, mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo, sempat meminta data tentang barang Gatot yang hilang. “Kami mendapat kabar korban sudah kembali ke rumah. Kasus itu dilaporkan ke Polsek Tulung, Klateng. Selama ini saya belum diajak koordinasi. Kasusnya itu hampir sama dengan kasus yang terjadi di Sragen beberapa tahun lalu. Korbannya juga naik taksi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya