SOLOPOS.COM - Gatot Bambang Kadaryanto, 43, memangku cucu perempuannya saat duduk berdampingan dengan istrinya, Sulastri, 39, di rumah mereka, RT 019/RW 003, Jatisoma, Sambungmacan, Sragen, Senin (11/1/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Orang hilang Sragen yakni Gatot Bambang Kadaryanto akhirnya pulang ke rumah.

Solopos.com, SRAGEN – Kepulangan Gatot Bambang Kadaryanto, 43, warga Sragen yang dikabarkan hilang dalam perjalanan Jogja-Solo, disambut isak tangis oleh keluarganya, Minggu (10/1/2016) malam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kala itu, jam dinding menunjuk pukul 22.00 WIB. Istri Gatot, Sulastri, 39, berkumpul bersama keluarganya di rumah berdinding batu bata tanpa plesteran yang terletak di Dusun Jatisumo RT 019/RW 003, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen.

Sulastri bersama empat anak perempuan, anak menantu, kakak, adik, dan simbah waswas dengan nasib Gatot yang dikabarkan hilang sejak Sabtu (9/1/2016) malam.

Air mata Sulastri tak mau berhenti. Suwarni, kakaknya yang tinggal di depan rumah, mencoba menenangkan Sulastri.

“Kami hanya berdoa agar Gatot itu tidak dibunuh. Soal uang biar hilang asal nyawa selamat. Kok ya ada yang berani sama Pake Monsa [Gatot]. Orang lihat tampangnya saja takut,” kata Suwarni.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. “Ibu minta uang Rp20.000 buat bayar ojek!” teriakan itu memecah kesedihan dan kecemasan seisi rumah. Sontak keempat anak Gatot berteriak, ”Bapak…. Bapak… Bapak…!” Sulastri yang mendengar suara itu pun terjatuh hampir pingsan.

“Ya, kami seperti tidak percaya kalau yang pulang itu Bapak. Kami langsung merangkul Bapak yang pulang dengan tangan hampa itu,” ujar Triyanto, 33, menantu Gatot.

Gatot memasuki rumah masih sempoyongan. Pengaruh obat bius belum hilang sempurna. Triyanto mengatakan kesadaran Gatot baru kembali sekitar 80%. Namun Ingatan Gatot masih kuat.

Perjalanan panjang sejak keluar dari Bandara Adi Sutjipto Jogja, Sabtu malam, masih terngiang di pikirannya. Gatot menumpahkan semua kisah pilu yang dialaminya.

Semua barang bawaannya, seperti pakaian, dompet dan isinya, surat-surat berharga, cicin, onderdil alat berat, hingga jamu oles luka penyakit gula asal Kalimantan ikut hilang. Salah seorang pelaku, Prayitno, yang mengaku warga Gemolong, diduga membius Gatot dengan jamu sebelum membawa kabur semua barang. Gatot ditinggal di rumah kosong dalam kondisi tertidur karena kena bius jamu.

Gatot bisa pulang dengan surat jalan dan uang saku sekadarnya dari aparat Polsek Tulung, Klaten. Gatot tak ingat nilai rupiah yang diberi polisi Polsek Tulung itu.

Gatot pulang dari Klaten dengan naik bus jurusan Surabaya dan sempat kebablasan sampai Mantingan, Ngawi karena ketiduran. Ia terpaksa berjalan dari Mantingan hingga Banaran, Sambungmacan sepanjang lebih dari dua kilometer. Uang saku pemberian polisi tinggal Rp7.500.

“Saya bisa mencari ojek di depan minimarket Banaran. Saat itu saya sempat bertemu keponakan yang merasa senang dengan kepulangan saya. Karena uang tak cukup saya bayar ojek itu setelah sampai rumah,” ujar Gatot, Senin (11/1/2016) siang.

Gatot sebenarnya tak berniat pulang ke kampung halaman sejak tujuh bulan merantau sebagai operator alat berat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Gatot dipindahtugaskan oleh PT CPPM, perusahaan tempat bekerjanya, ke Kebumen untuk membuat jalan tol.

Mumpung sudah sampai Jogja, Gatot pun meminta izin pimpinannya untuk libur dua hari. “Sudah tujuh bulan belum pulang ke Jawa. Cucu saya lahir pun tidak tahu. Akhirnya izin itu dikabulkan. Saya pulang sekadar melihat cucu pertama,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya