Orang tua siswa diberi kebebasan terkait pembelian batik

Rina Iriani Sri Ratnaningsih (dok Solopos)

Karanganyar (Solopos.com)–Menanggapi polemik soal seragam batik sekolah yang melebar, Bupati Karanganyar, Rina Iriani SR, membebaskan orangtua siswa untuk membeli seragam tersebut.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Orangtua silakan beli ke tokonya sendiri. Misalnya, kalau SMPN 2 Karanganyar seragam batiknya merah, maka semua toko bisa membuat seragam merah itu. Orangtua siswa bisa membeli batik itu langsung ke tokonya, daripada ribut,” ujar Rina saat ditemui wartawan di gedung DPRD Karanganyar, akhir pekan kemarin.

Ia menambahkan, saat pengadaan seragam sekolah yang dikoordinasi oleh sekolah itu masih diributkan, maka untuk tahun depan sekolah tidak perlu lagi ada pengadaan seragam secara kolektif. Beberapa sekolah mengkoordinasi pengadaan seragam, imbuhnya, lantaran orangtua keberatan bila harus mencari sendiri seragam bagi anaknya.

Ia membebaskan orangtua siswa untuk membelinya di toko mana pun, yang menjual seragam dengan corak sesuai dengan batik identitas sekolah.

Sebetulnya, kata Rina, pengadaan seragam seperti itu sudah sejak dulu, sehingga tidak perlu diributkan untuk masalah seragam ini. Kadang-kadang, lanjutnya, ada kepala sekolah yang memberi surat pengadaan seragam, kepada orangtua siswa, secara kolektif. “Nanti (tahun depan-red) sekolah tidak perlu lagi memberikan surat pembelian seragam secara kolektif kepada orangtua siswa,” ungkapnya.

Jika memang tidak mau menitip beli melalui gurunya, disilakan untuk membeli sendiri. Seragam batik itu, katanya, hanya untuk mengidentifikasi sekolah, baik SMA maupun SMP di Karanganyar.

Rina mempersilakan sejumlah pengusaha batik untuk membuat kain batik, menurut identitas masing-masing sekolah di Karanganyar. Jadi, jelasnya, yang mengiklan dan menawarkan bukan kepala sekolahnya, namun para pengusaha batik tersebut.

(fas)