Soloraya
Kamis, 2 Mei 2013 - 07:27 WIB

Organda Boyolali: Tarik Ulur Harga BBM Bikin Resah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan umum. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi angkutan umum. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Organisasi Pengusaha Nasional Kendaraan Bermotor di Jalan (Organda) Boyolali menilai tarik ulur kenaikan harga BBM membuat resah.

Advertisement

Meski demikian, dipastikan kendaraan angkutan di Boyolali dipastikan terus beroperasi di tengah proses menunggu keputusan tersebut. Hal itu disampaikan Ketua Organda Boyolali, Tulus Budiyono.

“Soal dua versi harga, Organda meminta sebaiknya diseragamkan saja. Jika ada perbedaan, mbok  mending kami yang akan mendapat harga BBM bersubsidi kulakan lalu membuat lapak dan berjualan BBM kan malah mendapat untung,” terang Tulus di Solo, saat dihubungi Solopos.com, , Rabu (1/5/2013).

Tulus mengakui Organda Boyolali sempat mengagendakan aksi mogok. Namun setelah pasokan solar ditambah, rencana itu urung dilakukan. “Sekarang yang penting ketersediaan BBM. Soal kenaikan harga itu tak ada masalah. Tarik ulur penetapan kenaikan harga itulah yang membuat resah,” tambahnya.

Advertisement

Dia menjelaskan penepatan kenaikan harga BBM lazimnya tak langsung diikuti dengan naiknya tarif kendaraan umum. Kesadaran pengguna jasa angkutan umum dipandangnya muncul selang beberapa waktu jika kenaikan harga BBM telah diputuskan. Meskipun dirudung masalah pembatasan kuota solar dan tarik ulur penepatan kenaikan harga BBM, Tulus memastikan semua kendaraan angkutan di Boyolali beroperasi.

“Secara umum aman, semua beroperasi,” tandasnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengatakan rencana kenaikan harga BBM diperkirakan tidak akan melebihi harga Rp6.500/ liter. Jero menyebut kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi beralih menjadi satu harga, setelah sebelumnya sempat diwacanakan terdapat dua harga.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif