Soloraya
Senin, 26 September 2011 - 15:13 WIB

Ormas di Boyolali sesalkan kejadian bom bunuh diri

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Solopos.com)- Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakat (Ormas) di Kabupaten Boyolali angkat bicara terkait bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Minggu (25/9/2011).

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali, Pujiono, mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing isu SARA pascakejadian bom bunuh diri di GBIS Kepunton tersebut.

Advertisement

“Masyarakat jangan sampai terpancing isu akibat bom bunuh diri itu,” ujarnya kepada Espos, Senin (26/9/2011).

Selain itu, radikalisme yang dilakukan pelaku bom bunuh diri itu tidak dibenarkan oleh agama apapun. Terlebih, jelas Pujiono, Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Boyolali, Ikhsan, mengatakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton itu dari segi agama manapun tidak bisa dibenarkan.

Advertisement

Terpisah, Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali, Ismail Al Habib mengimbau masyarakat tidak terpancing dan terprovokasi atas tindakan biadab yang diduga dilakukan pelaku bom bunuh diri di GBIS Kepunton.

“Ada serangan bom itu, kita juga harus tetap waspada dan menjaga ketenangan. Sehingga, diharapkan antarelemen masyarakat tetap bisa menjaga ketenangan dan berdialog untuk mengatasi permasalahan yang ada,” ujar Ismail.

Selain itu, imbuh Ismail, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Banser Boyolali terkait pengiriman personel untuk membantu mengamankan lingkungan.

Advertisement

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak Banser Solo. Berapa pun personel yang diminta kita siap,” tandasnya.

(fid)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif