SOLOPOS.COM - Anggota Gafatar turun dari bus di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, dengan pengawalan ketat anggota Polres Boyolali dan TNI, Minggu (241/1/2016) malam. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Ormas Gafatar ada sebagian anggotanya masih berada di Asrama Haji Donohudan Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng memperbolehkan keluarga menjemput langsung mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Asrama Haji, Donohudan, Ngemplak, Boyolali.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Sub Bidang Pemilu, Pendidikan, dan Budaya Politik Badan Kesbangpol dan Linmas Jateng, Haerudin, mengatakan Pemrov Jateng memberikan kelonggaran kepada daerah yang belum siap menjemput warganya di Donohudan. Kelonggaran itu dilakukan dengan memperbolehkan keluarga menjemput anggota keluarganya di Donohudan.

“Kami memberikan kelonggaran dengan syarat keluarga yang ingin menjemput anggota keluarganya di Donohudan harus mengantongi izin dulu dari daerahnya,” ujar Haerudin saat dihubungi solopos.com, Rabu (2/3/2016).

Haerudin mengatakan Pemprov Jateng tidak terlalu ketat dalam menerapkan mekanisme penjemputan mantan anggota Gafatar di Donohudan. Hal itu didasari setelah sejumlah kepala daerah mengalami kendala soal anggaran.

“Kami kasihan dengan mereka berlama-lama tinggal di Dobohudan pasti merasa jenuh,” kata dia.
Pantauan solopos.com di Posko Sekretariat pengungsi Gafatar, Rabu, jumlah mantan pengikut Gafatar yang masih bertahan di Donohudan sebanyak 357 orang. Sebanyak 302 orang diantaranya dari Pemprov Sumatra Utara (Sumut).

Ia menjelaskan sejumlah daerah sudah ada yang mengkonfirmasi akan menjemput keluarganya pekan ini seperti daerah Jepara dan Wonogiri. Sisanya sampai sekarang belum memberikan kabar pasti kapan pemerintah daerah akan menjemput warganya.

“Kami juga memperbolehkan mantan pengikut anggota Gafatar yang tidak lagi punya tempat tinggal untuk ikut ke daerah asal temannya sesama Gafatar. Dengan syarat pemerintah daerah asal tujuan mau menerimanya,” kata dia.

Ia menambahkan bagi yang tidak punya tujuan tempat tinggal sementara akan ditampung Pemprov Jateng. Sampai saat ini sudah ada sebanyak 20 orang yang ditampung Pemprov Jateng karena tidak memiliki identitas yang jelas.

Sementara itu, seorang mantan pengikut Gafatar, Farizi Abadan, mengaku senang dengan kebijakan baru dari Pemrov Jateng terkait memperbolehkan keluarga menjemput anggota keluarganya di Donohudan.

“Saya sudah memberikan informasi itu kepada keluarga saya di Medan. Pekan depan saya akan dijemput untuk pulang
ke kampung halaman,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya