SOLOPOS.COM - Petugas membantu warga eks-anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang baru turun dari KRI Teluk Gilimanuk saat tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng, Senin (25/1/2016). Berdasarkan data penumpang, dari 359 eks-Gafatar yang diangkut KRI Teluk Gilimanuk, 300 orang di antaranya berasal dari Yogyakarta dan selanjutnya mereka akan dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. (JIBI/Antara Foto/R. Rekotomo)

Ormas Gafatar menjadi pembicaraan publik terkait pemulangan anggotanya ke daerah asal.

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo beserta instansi terkait bakal mengawal ketat pemulangan para anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Sukoharjo dari Asrama Haji Donohudan, Boyolali hingga rumahnya masing-masing.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Saat ini, tercatat ada 14 warga Sukoharjo yang hilang dan diduga kuat ikut Gafatar dan pergi ke Kalimantan. Mereka berasal dari Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Baki, dan Tawangsari.

Hal itu terungkap saat Pemkab Sukoharjo menggelar rapat koordinasi (rakor) rencana pemulangan para anggota Gafatar di Graha Satya Kencana (GSK), Senin (25/1/2016). Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Sukoharjo, Eko Aji Arianto.

Rakor itu juga dihadiri 12 camat se-Sukoharjo, perwakilan Polres Sukoharjo dan Kodim 0726/Sukoharjo. “Kami sudah mengecek daftar anggota Gafatar yang telah tiba di Donohudan [Asrama Haji]. Tidak ada anggota Gafatar asal Sukoharjo dalam daftar tersebut. Kemungkinan mereka masih dalam perjalanan ke Jawa atau masih berada di Kalimantan,” kata Eko Aji Arianto, Senin.

Kendati belum tiba di Jawa, namun Pemkab telah membahas rencana pemulangan para anggota Gafatar menuju rumahnya masing-masing. Mereka juga akan menjalani masa karantina seperti anggota Gafatar lainnya selama beberapa hari.

Para anggota Gafatar akan dibekali pemulihan keyakinan dan ideologi yang melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI, dan Polri. Selanjutnya, mereka akan pulang ke keluarganya masing-masing yang difasilitasi oleh Pemkab Sukoharjo.

Di sisi lain, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sukoharjo, Gunawan Wibisono, mengungkapkan para anggota Gafatar merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhak mendapatkan perlindungan dan kehidupan yang layak.

“Memang ada penolakan warga terhadap para anggota Gafatar namun bukan di Sukoharjo, di wilayah lainnya. Saya harap tak ada kasus serupa di Sukoharjo,” papar Gunawan.

Menurut Gunawan, Dokter Dyah Wulandari dan suaminya yang dikabarkan ikut Gafatar telah ditemukan di Kalimantan. Mereka telah pulang dan dijemput langsung oleh keluarganya di Jakarta. Warga Perumahan Perumahan Gentan Wiyata, Desa Gentan, Kecamatan Baki ini menghilang sejak 8 Desember 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya