Soloraya
Minggu, 7 Mei 2023 - 22:06 WIB

Ortu Guru MI Boyolali Meninggal di Bengawan Solo: Sudah Ikhlas, tapi Trauma...

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joko Siswoyo, guru MI Al-Islam 3 Ngesrep, Boyolali, yang ditemukan meninggal di Sungai Bengawan Solo wilayah Karanganyar, Kamis (4/5/2023). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Komarudin mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anak bungsunya, Joko Siswoyo, 23, guru MI Al-Islam 3 Ngesrep, Boyolali, yang ditemukan meninggal di Sungai Bengawan Solo, wilayah Kebakkramat, Karanganyar, Kamis (4/5/2023).

Namun demikian, ia mengaku masih trauma dan badannya langsung lemas tiap kali mengingat cara meninggal sang anak yang sangat tragis dan tak terduga. Hal itu diungkapkan Komarudin saat Solopos.com menemui di rumahnya, Dukuh Simo RT 002 RW 001, Desa Simo, Kecamatan Simo, Boyolali, Minggu (7/5/2023).

Advertisement

Saat itu Solopos.com datang bersama Sekretaris Desa Simo, Jonet Anton Andriyanto. Tak banyak yang diungkapkan pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang angkringan di timur Tugu Pelajar Simo tersebut.

Komarudin mengaku sudah ikhlas atas kepergian anaknya. Namun, ia langsung lemas setiap kali mengingat cara meninggal guru MI Al-Islam 3 Ngesrep, Boyolali, itu di Bengawan Solo.

Advertisement

Komarudin mengaku sudah ikhlas atas kepergian anaknya. Namun, ia langsung lemas setiap kali mengingat cara meninggal guru MI Al-Islam 3 Ngesrep, Boyolali, itu di Bengawan Solo.

Seperti diketahui, Joko ditemukan dengan kondisi ada bekas kekerasan pada jasadnya. Hal itu membuat Komarudin trauma dan matanya berkaca-kaca ketika menyebut nama anaknya.

“Saya serahkan kasus ini kepada kepolisian,” ujar Komarudin singkat di tengah perbincangan. Tak banyak lagi yang ia ungkapkan selain harapan kasus kematian anaknya segera menjadi jelas.

Advertisement

Jonet yang berdomisi satu RT dengan keluarga Joko Siswoyo mengenal guru MI asal Boyolali yang meninggal di Sungai Bengawan Solo itu sebagai pribadi yang baik, pendiam, taat kepada orang tua, dan berbakti. Ia juga tak pernah mendengar satu kabar pun tentang Joko yang berbuat jahat atau nakal.

Terpukul dan Kehilangan

Jonet tahu keluarga Komarudin sangat terpukul dan kehilangan. “Keluarga tentu sangat kehilangan dan terpukul karena momen-momennya serba-bersamaan. Momen bahagia ketika Mas Joko diwisuda, itu momen membahagiakan bagi keluarga. Lalu di waktu singkat harus kehilangan dengan cara yang kejam,” jelasnya.

Kepala Desa Simo, Kecamatan Simo, Mujiono, mengatakan meski menguasai bela diri, Joko adalah pribadi yang baik sehingga menurutnya mustahil guru muda itu punya musuh. Di sisi lain, ia menduga kalau memang Joko menjadi korban kekerasan atau penganiayaan sebelum meninggal, pelakunya tidak mungkin hanya satu orang.

Advertisement

“Mas Joko juga guru pencak silat. Rasa-rasanya pelaku penganiayaannya lebih dari satu,” ujarnya menceritakan guru MI asal Boyolali yang ditemukan meninggal di Sungai Bengawan Solo tersebut saat dihubungi Solopos.com, Jumat (5/5/2023).

Saat jenazah Joko dimakamkan pada Kamis (4/5/2023) malam di permakaman desa setempat, banyak murid bela diri Joko yang datang melayat dan mengantarkan jenazah.

“Pelakunya keji sekali menganiaya Mas Joko, informasinya juga ada tanda-tanda kekerasan. Ini informasinya pelaku belum ketemu, masih dicari kepolisian. Harapannya semoga pelaku cepat ketemu,” kata dia.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, Joko Siswoyo yang merupakan guru MI di Boyolali ditemukan meninggal dunia di Sungai Bengawan Solo wilayah Kebakkramat, Karanganyar, Kamis (4/5/2023). Polisi menemukan tanda-tanda bekas kekerasan pada jasad Joko.

Namun, penyidik Polres Karanganyar masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya Joko. Polisi juga sudah memeriksa salah rekan Joko, orang terakhir yang melihat Joko dalam kondisi hidup serta mengamankan tiga barang milik Joko sebagai barang bukti, yakni sepeda motor, pakaian, dan sandal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif