SOLOPOS.COM - Pengacara kondang Hotman Paris saat menerima ortu santri ponpes di Sragen yang Meninggal Dianiaya senior. (Instagram/@hotmanparisofficial)

Solopos.com, SRAGEN —  Ibu dari D, santri Ponpes Takmirul Islam, Masaran, Sragen yang meninggal dunia akibat dianiaya seniornya mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris, Sabtu (19/4/2023). Wanita berkerudung itu datang menemui Hotman di Kopi Johny, Jakarta Utara.

Video pertemuan ibu korban dengan Hotman Paris diunggah di akun Instagram @hotmanparisofficial, Senin (17/4/2023)

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Dr. Hotman Paris SH M.Hum (@hotmanparisofficial)


Kedatangan ibu korban untuk menuntut para tersangka ditahan. Pasalnya, sejak awal penyelidikan lima bulan lalu hingga masuk ke persidangan, para tersangka tidak ditahan. Ia berharap dengan kedatangannya ke Hotman Paris, kasus itu bisa mendapat atensi.

“Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, Ketua Pengadilan Sragen, majelis hakim tolong ibu ini diperhatikan,” ujar Hotman dalam video tersebut.

Ibu korban juga terlihat tak puas dengan perlakuan penegak hukum terhadap seorang yang ia sebut sebagai provokator aksi penganiayaan berujung kematian anaknya yang tak juga ditahan.

Seperti diberitakan, kasus penganiayaan menimpa seorang santri berinisial D, 14,  Desa Katikan, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi,  pada 19 November 2022 lalu. Ia meninggal pada 20 November 2022 setelah dianiaya oleh seniornya.

Kasi Humas Polres Sragen, Iptu Ari Pujiantoro, mewakili Kapolres AKBP Piter Yanottama membenarkan adanya laporan tersebut. Kasus dugaan penganiayaan berujung kematian tersebut saat ini tengah ditangani Satreskrim Polres Sragen. “Sudah dalam penanganan Satreskrim,” terang Ari saat dihubungi Solopos.com, pada Selasa (22/11/2022).

Lebih lanjut Ari menjelaskan bahwa penganiayaan tersebut tersebut dilakukan dari senior ke juniornya yang indisipliner, namun caranya kurang pas.

Keluarga korban kaget saat mendapat kabar dari pihak ponpes bahwa D meninggal. Setahu mereka, D yang duduk di bangku kelas IX SMP itu tidak memiliki riwayat penyakit serius. Dua hari sebelumnya, yakni Jumat (18/11/2022), orang tua D sempat menemuinya di ponpes dalam keadaan sehat.

D yang merupakan anak tunggal itu diduga dianiaya seniornya yang sudah SMA karena tidak piket.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya