Soloraya
Minggu, 3 Juni 2012 - 19:54 WIB

PABRIK GULA: Beli Mesin Baru, PG Gondang Baru Butuh Ratusan Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pabrik gula (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi)

KLATEN–Mesin masih gunakan sistem karbonisasi, Pabrik Gula (PG) Gondang Baru di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, membutuhkan dana ratusan miliar untuk mesin baru.

Advertisement

Pergantian mesin terutama dilakukan untuk mesin yang masih menggunakan sistem karbonasi, yakni pemurnian air tebu dengan cairan kapur dan gas CO2.

Pasalnya hanya di PG itulah yang masih menggunakan mesin karbonasi dalam mengolah cairan nira menjadi gula. Sementara PG lain baik di Indonesia maupun di luar negeri, sudah menggunakan mesin dengan sistem sulfitasi dan defekasi.

Sistem sulfitasi yakni proses pemurnian dengan cairan kapur dan gas sulfur. Sedangkan sistem defekasi yakni proses pemurnian hanya menggunakan cairan kapur. “Kebanyakan PG di Indonesia menggunakan sistem sulfitasi,” ujar Administratur PG Gondang Baru, Bambang Sutrisno, Minggu (3/6/2012).

Advertisement

Menurut Bambang, sistem karbonatasi kurang efisien karena menggunakan bahan kokas yang harganya mahal. Kokas digunakan untuk memanaskan tobong kapur. Saat ini pihaknya sedang mengajukan permohonan pengalihan dari sistem karbonatasi menjadi sulfitasi kepada direksi.

PG Gondang Baru sendiri saat ini memiliki sembilan mesin ketel berkapasitas rendah. Mesin tersebut bisa menggiling 1.350 ton tebu per hari. Untuk satu mesin ketel berkapasitas 30 ton, harganya bisa mencapai Rp50 miliar. Bila semua ketel diganti, maka dana yang dibutuhkan mencapai ratusan miliar.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif