SOLOPOS.COM - Para pejabat di Soloraya memadati Gedung SMS Sragen untuk mengikuti Musrenbangwil, Senin (13/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 13 stan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sragen meramaikan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) yang dihelat di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Senin (13/3/2023). Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Bupati/Wali Kota se-Soloraya dijadwalkan hadir pagi ini.

Para Bupati dan Wali Kota akan berdialog dengan Gubernur Jateng tentang pengembangan Subosukowonosraten dalam kesempatan tersebut. Musrenbangwil kali ini menganbil tema Meningkatkan Perekonomian yang Berdaya Saing dan Merata Didukung dengan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Para siswa SMKN 1 Tanojn, Sragen, juga memeriahkan kegiatan dengan pentas karawitan. Suara gamelan yang rengeng-rengeng membuat suasana Musrenbangwil semakin semarak. Para pengunjung melihat produk unggulan UMKM yang berasal dari Kota Solo, Kabupaten Karanganyar, Wonigiri, Klaten, Sukoharjo, Boyolali, dan Sragen.

Dari Sragen ada UMKM produk makanan olahan, UMKM ekonomi kreatif, dan UMKM batik Ekraf. Kota Solo menampilkan produk batik alternatif berupa batik ecoprint. Batik Ecoprint itu merupakam produk olahan yang memanfaatkan profuk alami dan bahan alami dengan motif alami, seperti dedaunan dan bahan pewarna alami dari kayu-kayuan. Produknya pun menghasilkan warna soft dan lembut.

Produk batik ecoprint itu buatan Syirka Ecoprint Solo yang berdiri pada 2018. Owner Syirka Ecoprint, Bustanul Arifin, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin, menyampaikan ecoprint merupakan produk yang khas dan semua dari bahan alami. Dia mengatakan motifnya diambil dari dedaunan, seperti daun teh, daun jambu, dan dedaunan lainnya.

“Produk ecoprint ini sudah menyentuh pasar luar Jawa, seperti Sumatera, Jambi. Dia mengatakan saat pertemuan Bupati dan Wali Kota di Sunan Hotel beberapa waktu lalu ada sejumlah Bupati yang minta diadakan workshop di daerahnya,” katanya.

Bustanul menerangkan kapasitas produksinya dalam sepekan mencapai 100 potong. Proses pembuatannya cukup lama, bisa sampai dua pekan.

Dia mengatakan prosesnya seperti orang membuat batik tulis.

“Harganya bervariasi, mulai yang murah Rp350.000 per potong dan yang mahal Rp1,8 juta per potong, ukuran 2,5 meter. Permintaan paling banyak Soloraya, Jakarta, dan Jogja,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya