Soloraya
Rabu, 19 Juni 2013 - 12:11 WIB

PAGODA MOJOSONGO SOLO : Bangunan Peninggalan Abad Ke-19

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melihat bangunan yang mirip dengan Pagoda di kompleks kampus Institut Seni Indonesia (ISI), ring road Mojosongo, Selasa (18/6/2013) yang sudah ditemukan sejak beberapa waktu lalu. Pihak kelurahan berharap bangunan itu bisa menjadi salah satu objek wisata baru andalan Mojosongo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Warga melihat bangunan yang mirip dengan Pagoda di kompleks kampus Institut Seni Indonesia (ISI), ring road Mojosongo, Selasa (18/6/2013) yang sudah ditemukan sejak beberapa waktu lalu. Pihak kelurahan berharap bangunan itu bisa menjadi salah satu objek wisata baru andalan Mojosongo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO—Bangunan pagoda di kawasan kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Mojosongo diduga kuat merupakan peninggalan abad ke-19. Kabid Pelestarian Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya, Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Mufti Rahardjo mengatakan pagoda tersebut merupakan bagian tata kota tahun 1850-an.

Advertisement

Mufti yang juga budayawan Solo itu mengatakan bangunan pagoda itu tak bisa dilepaskan dari tata pemerintahan waktu itu. “Dalam kosmologi Jawa itu ada Untaralaya-Daksinoloyo-Purwoloyo-Pracimaloyo,” jelasnya ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (19/6/2013).

Mufti mengtakan Untoroloyo merupakan permakaman yang berada di kawasan utara Solo. Sementara Daksinoloyo berada di daerah selatan yakni di kawasan Danyung, Gedangan, Solobaru, Sukoharjo. Sementara Purwoloyo berada di timur tepatnya di kawasan Jebres, Solo sedangkan Pracimaloyo berada di barat yakni di Makamhaji Solo.

Permakaman-permakaman tersebut diperuntukkkan bagi warga pribumi. Sementara pada masa itu pemerintahan Keraton Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) dan Mangkunegaran menempatan permakaman warga mancanagari dalam hal ini warga Eropa (Belanda, Spanyol, Portugis, Prancis) dan Tionghoa di kawasan timur laut. Kawasan ini meliputi kawasan Mipitan, sekitar UNS Jebres Solo dan Mojosongo.

Advertisement

“Pagoda tersebut bagian dari permakaman atau tetenger permakaman warga mancanagari,” ujar dia.

Mufti menyebutkan seperti halnya makam Nyah Rewel merupakan makam pembesar saudagar wanita kaya warga Tionghoa. Makam Nyah Rewel berada di kawasan kampus UNS. Bangunan pagoda tersebut merupakan bagian dari permakaman warga mancanagari.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Warga Mojosongo, Jebres digegerkan dengan penemuan bangunan mirip pagoda diduga peninggalan situs cagar budaya di lingkungan kampus Institut Seni Indonesia (ISI) ring road RT 006/RW 029 Mojosongo, Selasa (18/6/2013).

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, bangunan mirip pagoda setinggi tujuh meter saat ditemukan kondisinya tertutup semak belukar. Tepat di sekeliling pagoda terdapat dua makam china yang kondisinya sudah memrihatinkan. “Bangunan itu sebenarnya sudah ditemukan lama. Tapi tidak terurus dan terbengkalai,” ujar Lurah Mojosongo Agus Triyono ketika dijumpai, Selasa.

Agus menduga bangunan mirip pagoda telah berusia seratusan tahun. Pihaknya bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mulai menggarap diduga peninggalan cagar budaya tersebut. “Kami juga telah melaporkan ke Pemkot. Kami berharap bangunan itu bisa menjadi salah satu objek wisata andalan Mojosongo,” tuturnya.

Ketua Pokdarwis Dody Sudarsono menuturkan tidak tahu mengenai informasi usia bangunan tersebut. Menurutnya bangunan mirip pagoda telah berusia lebih dari 100 tahun. Lokasi bangunan mirip pagoda sampai saat ini masih sering digunakan warga untuk tempat menggembala ternaknya.

“Orang tua dulu sebutnya tugu. Kami berupaya kembali untuk mengangkat bangunan yang diduga cagar budaya sebagai potensi Mojosongo,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif