SOLOPOS.COM - ilustrasi (mall.sitekno.com)
Boyolali (Solopos.com)–Paguyuban Rukun Santoso Desa Jemowo, Musuk berhasil mengembangkan pupuk kascing dari bahan organik yaitu kotoran sapi dan cacing Rubellus. Mereka mulai mengembangkan pupuk organik ini sejak Desember tahun lalu.
Produksi kascing ini berawal dari banyaknya kotoran sapi yang terbuang percuma karena sebagian besar penduduk setempat beternak sapi perah. “Kotoran-kotoran itu terbuang percuma. Kami pun mencoba mengolahnya dijadikan satu dengan cacing Rubellus bisa digunakan untuk pupuk,” ujar Wakil Ketua Paguyuban, M Yusuf kepada wartawan di sela launching Paguyuban Kascing Rukun Santoso, Selasa (31/5/2011).
Setiap bulannya paguyuban yang mampu memproduksi 6 ton kascing. “Jika urea atau pupuk kimia lain bersifat mengurangi unsur hara dalam tanah. Namun dengan kascing ini justru sebaliknya,” tambah Yusuf. Selain itu, tanaman yang menggunakan kascing ini pertumbuhannya cukup pesat.
Satu sak pupuk seberat 50 kg dihargai Rp 750.000. Produk asli Musuk ini telah dipasarkan ke wilayah Boyolali, Klaten dan Jogjakarta. Program pupuk kascing ini merupakan hasil masyarakat setempat didampingi oleh German International Cooperation.
(rid)