Paguyuban juga berharap adanya kreativitas dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam menata dan mengembangkan pasar dengan kapasitas tampung sekitar 200-an pedagang itu. Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Paguyuban Pedagang Pasar Panggungrejo, Anggoro Dwi Nugroho, kepada Espos, Kamis (12/8).
“Kami menuntut perombakan pagar depan pasar, dukungan sosialisasi intensif dari Pemkot, modal untuk usaha dan branding pasar dengan kekhususan produk,” ujarnya. Menurut dia, langkah-langkah tersebut mendesak dilakukan mengingat lesunya perdagangan di pasar yang berada di belakang Kantor Kecamatan Jebres itu, beberapa bulan terakhir.
Berdasar data terbaru paguyuban, saat ini jumlah pedagang yang aktif tiap hari hanya sekitar 30 orang. Sebagian yang lain memilih berdagang secara insidentil. Alasannya biaya operasional berdagang terkadang jauh lebih mahal dibandingkan pendapatan yang diperoleh. Penyebab lesunya pasar yakni letak dan fisik bangunan yang dirasa tidak representatif.
Kepala Kantor Pasar Panggungrejo, R Sigit Pramono, mengaku telah melakukan berbagai usaha untuk menarik pembeli. Seperti dengan gelaran ‘Live Event; Senin Ceria’ yang sebelumnya digeber selama tiga bulan.
Untuk saat ini, Sigit melanjutkan, sedang dibangun jembatan penghubung antara bangunan pertama dengan bangunan kedua. Tujuannya untuk meningkatkan aksesibilitas atau kemudahan akses bagi pembeli dan pedagang. Selain itu digagas pula pemasangan kanopi di tangga atau pintu masuk pasar, untuk kenyamanan pembeli.
kur