SOLOPOS.COM - Gedung indoor di Taman Balekambang yang dulu dipakai untuk pementasan Ketoprak Balekambang. Foto diambil Selasa (9/1/2024). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Pengelola Taman Balekambang Solo harus benar-benar profesional dan memahami ketentuan pengelolaan taman.

Hal itu karena kondisi Taman Balekambang Solo pascarevitalisasi sudah banyak berubah, dan membutuhkan anggaran perawatan tidak sedikit. Hal itu disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan, Jumat (12/1/2024).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Siapa pun nanti yang mengelola Taman Balekambang harus benar-benar profesional dan memahami mengelola taman, mulai panggung terbuka, indoor, skybridge, air mancur, dan berbagai wahana lainnya,” ungkap dia.

Ginda menjelaskan Pemkot Solo sudah menetapkan daftar tarif masuk kawasan taman maupun spot-spot atau fasilitas di dalamnya. Apalagi fasilitas-fasilitas yang ada dibuat dengan desain dan material yang cukup baik.

Ginda mencontohkan gedung pertunjukan yang dulunya gedung pementasan Wayang Orang Sriwedari. Saat ini gedung itu sudah berubah signifikan ditunjang dengan peralatan-peratalan berharga mahal.

“Jadi ini bangunan yang sangat multifungsi, walaupun kapasitasnya cukup kecil sekitar 470 kursi. Tapi sifatnya elektronik. Jadi tribunnya itu bisa bergerak maju membentuk kursi tribun, atau mau ditarik ke belakang,” urai dia.

Ketika ruang pertunjukan itu digunakan untuk pementasan, Ginda melanjutkan, kursi tribun bisa digelar secara elektronik. “Jadi kursinya kalau ada pementasan digelar. Kalau tak ada pentas kursinya ditarik ke belakang,” kata dia.

Menurut informasi yang diperoleh Ginda, pemerintah menghabiskan anggaran sekira Rp15 miliar untuk membuat ruang pertunjukan itu. Anggaran itu untuk pengadaan sound system modern, tata lampu dan kursi elektronik.

“Ruang pertunjukan ini bisa untuk apa saja, musik, ketoprak, dan kesenian lain. Semua alat-alatnya menghabiskan Rp15 an miliar kalau tidak salah. Jadi alat-alatnya canggih, modern, dan ruangnya sangat multifungsi,” ujar dia.

Tak sampai di situ saja. Menurut Ginda, di bawah gedung pertunjukan ada basement yang bisa digunakan untuk pameran. Begitu juga di gedung pengelolaan ada ruangan yang ke depan akan difungsikan sebagai museum.

“Banyak spot panggung terbuka, panggung tertutup, juga museum yang akan menampilkan tokoh budaya Solo di atas gedung pengelola. Akan jadi tempat museum itu, kemungkinan foto-foto, saya belum tahu pasti,” kata dia.

Ginda juga mengapresiasi penambahan ruang terbuka hijau di lahan Taman Balekambang seluar lebih kurang 12,8 hektare. Berdasarkan informasi yang dia peroleh ada tambahan 1.000 an pohon baru ditanam di kawasan itu.

“Jadi pohon-pohon lama dipertahankan. Tapi ada tambahan pohon-pohon baru. Peningkatan dua persen ruang terbuka hijau. Jadi bangunannya disederhanakan, lebih banyak ditanamkan ruang terbuka hijaunya,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya