Soloraya
Rabu, 4 Januari 2023 - 00:34 WIB

Pakar Transportasi Kaget dengan Perubahan Konsep Jalan Lingkar Solo Jadi Tol

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Djoko Setijowarno (Istimewa/dokumen pribadi)

Solopos.com, SOLO — Pakar transportasi yang juga Dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengaku kaget saat tahu konsep jalan lingkar timur-selatan Kota Solo berubah menjadi jalan tol.

Djoko yang selalu mengikuti perkembangan transportasi di Solo dan sekitar mengaku tahu dulu rencana awal adalah jalan lingkar, bukan jalan tol lingkar Solo.

Advertisement

“Setahu saya jalan lingkar Solo, masa tol? Saya baru tahu kalau tol. Dulu itu lingkar, zaman 2014,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (3/1/2023) siang.

Ihwal rencana pembangunan jalan tol lingkar luar Solo, menurut Djoko, dampaknya bisa membuat lahan produktif di Soloraya kembali berkurang. “Habis itu lahan potensialnya. Jalan lingkar saja cukup. Kasihan, aduh, setahun itu berapa lahan Jawa itu habis,” imbuhnya.

Advertisement

Ihwal rencana pembangunan jalan tol lingkar luar Solo, menurut Djoko, dampaknya bisa membuat lahan produktif di Soloraya kembali berkurang. “Habis itu lahan potensialnya. Jalan lingkar saja cukup. Kasihan, aduh, setahun itu berapa lahan Jawa itu habis,” imbuhnya.

Selain akan mencaplok lahan pertanian produktif, Djoko melanjutkan pembangunan jalan dengan konsep tol lingkar Solo bisa mengancam sumber-sumber mata air. Dia mencontohkan sumber-sumber mata air di wilayah Kabupaten Klaten.

“Ya kan daerah sumber mata air itu, daerah Klaten. Juga sawah-sawahnya. Kan akan ketutup itu. Sayang kan. Kalau jalan lingkar enggak apa-apa. Dulu sudah ada konsep jalan lingkar kok, ndak usah jalan tol. Dimatangkan saja jalan lingkar,” kata dia.

Advertisement

Ditanya apakah jalan lingkar Solo dapat mengatasi kemacetan atau kepadatan lalu lintas, menurut Djoko, bisa saja bila koridor-koridor angkutan umum terus ditambah. “Bisa saja, yang penting ditambah koridor-koridor angkutan umum,” urai dia.

Seperti diketahui, Kementerian PUPR menggelar lelang studi kelayakan atau feasibility study proyek pembangunan jalan dengan konsep tol di lokasi yang sebelumnya direncanakan dibangun jalan lingkar luar timur-selatan Solo.

Rencana itu menuai penolakan dari dua bupati di Soloraya yakni Bupati Karanganyar Juliyatmono dan Bupati Klaten Sri Mulyani. Alasan Juliyatmono salah satunya karena jalan tol akan mematikan perekonomian kawasan sekitar.

Advertisement

Sedangkan alasan Sri Mulyani terkait banyaknya sawah dan lahan produktif yang akan tergilas. Luasannya diperkirakan mencapai puluhan hektare. Padahal lahan produktif di Klaten sebelumnya juga sudah banyak yang tergilas tol Solo-Jogja.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan nantinya kepala daerah akan diajak duduk bareng. “Saya melihat urgensinya, delok wae [lihat saja kondisi] Solo hampir tidak bisa gerak, traffic-nya, urgensinya jalur lingkar itu [solusi],” ujarnya

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif