Solopos.com, Solo — Di penghujung abad ke-19, Jawa mengalami apa yang disebut sebagai kejayaan industri gula. Catatan Archief voor de Java Suikerindustrie in Ned-Indie, 1929, menyebutkan pada 1897 produksi gula di Jawa mampu menembus 605.000 ton. Jumlah itu melampaui Kuba yang sebelumnya menjadi produsen terbesar di dunia.
Hasil gula yang melimpah, dipasok dari 148 pabrik gula yang beroperasi di seluruh Jawa. Industri gula tersebut dipegang oleh Raja-raja Mataram. Saat industri tersebut melejit pada era itu, keuntungan pun ikut mengalir ke Keraton Kasunanan Surakarta. Selama hampir empat dekade, sekitar 1894 hingga 1932, Raja-raja Jawa mencicipi manisnya keuntungan dari penjualan gula.